Matahari Bercincin Saat Pentahbisan Uskup di Labuan Bajo, Ini Penjelasan BMKG

Menurutnya fenomena alam tersebut muncul tepat di atas gedung Gereja St Petrus Sernaru.

Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 02 November 2024 | 12:48 WIB
Matahari Bercincin Saat Pentahbisan Uskup di Labuan Bajo, Ini Penjelasan BMKG
Fenomena Halo yang terjadi saat pentahbisan uskup pertama Labuan Bajo Mgr Maksimus Regus di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT. [ANTARA/Gecio Viana]

SuaraBali.id - Kejadian Matahari yang tampak dilingkari cincin di langit Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) saat pentahbisan uskup pertama Labuan Bajo dirasakan berkesan bagi masyarakat yang saat itu melihatnya dan viral di media sosial.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kejadian itu dinamakan fenomena Halo dan merupakan kejadian alam yang jarang namun alami.

"Fenomena ini muncul akibat pembiasan dan refleksi sinar Matahari oleh kristal-kristal es yang terdapat di awan Cirrus pada ketinggian 5-10 km di atmosfer," ujar Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Seran, Jumat (2/11/2024).

Menurutnya fenomena alam tersebut muncul tepat di atas gedung Gereja St Petrus Sernaru, tempat pentahbisan uskup pertama Labuan Bajo Monsinyur (Mgr) Maksimus Regus.

Baca Juga:Bule Ini Ludahi Kantor Scuba Diving Hingga Teriak-teriak Acungkan Jari Tengah

Kejadian tersebut menarik perhatian banyak umat serta menjadi pembicaraan hingga viral di media sosial.

Pada saat tertentu, jelas Maria Seran, posisi matahari dan kristal-kristal es dalam awan tersebut berada dalam sudut yang ideal, sehingga terbentuk lingkaran cahaya yang menyerupai cincin di sekitar Matahari.

"Meskipun Halo lebih sering terlihat pada siang hari, ada kalanya fenomena ini juga muncul pada malam hari, terutama jika ada bulan yang cukup terang dan awan Cirrus yang cukup tipis di langit," katanya.

Ia menegaskan bahwa fenomena Halo matahari seperti ini bukanlah tanda dari suatu peristiwa luar biasa atau fenomena yang membawa dampak langsung terhadap kondisi cuaca di sekitar.

Ini adalah fenomena yang bersifat optis, mirip dengan pelangi, dan terjadi murni karena interaksi sinar Matahari atau sinar Bulan dengan butiran es di atmosfer.

Baca Juga:EIGER Hill Flagship Store Parapuar dan EIGER Coffee Bakal Dibangun di Labuan Bajo

"Namun, waktu kemunculannya yang bertepatan dengan peristiwa penting di Labuan Bajo, yakni pentahbisan uskup, tentu menambah kesan khusus bagi masyarakat setempat yang melihatnya sebagai momen penuh makna," katanya. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini