SuaraBali.id - Geliat usaha sektor pariwisata yang berada di kawasan Gili Trawangan, Meno, dan Air (Tramena), Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, terancam mati bila krisis air bersih tidak segera ditangani.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB mengatakan supaya pemerintah daerah bisa segera mencarikan Solusi terkait air bersih di sana, mengingat kunjungan wisatawan tujuan Gili Tramena cukup tinggi.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB Ni Ketut Wolini menyebut pmerintah tidak ada solusi.
"Informasi yang saya terima, ada 3.000-an wisatawan datang ke tiga gili setiap hari. Itu mau diapakan? Kok pemerintah tidak ada solusi mengurus sekadar air," kata Wolini.
Baca Juga:EIGER Hill Flagship Store Parapuar dan EIGER Coffee Bakal Dibangun di Labuan Bajo
Ia menyanyangkan apabila daerah yang telah mengetahui persoalan ini, namun membiarkan situasi krusial tersebut.
"Tiga gili itu 'kan pulau kecil, masa tidak bisa dicarikan jalan keluar? Harus mentok seperti ini? Itu yang sangat saya sayangkan," ujarnya.
Menurutnya industri pariwisata di Gili Tramena, baik dari perhotelan, restoran dan jasa lainnya mampu menyumbang sebesar 70 persen per tahun dari total pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Lombok Utara.
"'Kan andalan nomor satu dari pariwisata untuk PAD, kenapa tidak bisa dicarikan solusi?" ucapnya.
Selain masalah krisis air bersih, PHRI NTB juga menyoroti masih kurangnya perhatian pemerintah daerah dalam membangun fasilitas kesehatan yang layak untuk menunjang destinasi tiga gili.
Baca Juga:Waspada La Nina Ancam Lumpuhkan Pariwisata Indonesia di Akhir 2024
Pemerintah daerah diminta membangun fasilitas kesehatan berstandar internasional. Sebab, kawasan wisata tiga gili sebagian besar dikunjungi wisatawan dari berbagai negara.
"Di sana mayoritas wisatawan asing, jadi harus berstandar internasional. Misalnya ada kejadian orang tenggelam, bagaimana penanganan secara internasional. Itu sampai sekarang belum, sekarang masalah air lagi, numpuk permasalahan di sana," kata Wolini.
PHRI NTB menurutnya tidak bisa tinggal diam melihat persoalan ini. Sehingga PHRI NTB dengan segala upaya berusaha mencarikan solusi bagi para pelaku usaha pariwisata di tiga gili agar mereka mampu menghadapi masalah krisis air bersih.
Tujuan dari upaya tersebut, tidak terlepas dari tujuan menjaga citra pariwisata NTB, khususnya kawasan Gili Tramena yang sudah terkenal di mata dunia.
"Solusi kita butuhkan, karena nama baik pariwisata, bukan gili saja, tapi NTB, dan nama Indonesia juga karena gili ini sudah mendunia, tidak nasional lagi, sudah dunia mengenal," ujarnya.
Ketua Asosiasi Hotel Gili Lalu Kusnawan turut mempertanyakan lambannya penanganan krisis air bersih di kawasan wisata tiga gili, mengingat air bersih merupakan kebutuhan vital bagi industri pariwisata.