SuaraBali.id - Upacara Ngeruwak dilaksanakan sebagai pembukaan dari rangkaian pembangunan proyek Bali Urban Subway atau transportasi kereta LRT di Bali. Upacara tersebut digelar di lokasi yang akan menjadi Stasiun Kuta di Sentral Parkir Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (4/9/2024).
Upacara tersebut diawali dengan peletakan batu dan dilanjutkan dengan persembahyangan di lokasi kegiatan.
Pj. Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya menyebut prosesi Ngeruwak tersebut juga untuk meminta restu alam semesta untuk memulai proyek ini. Dia juga menjelaskan jika proyek pembangunan stasiun akan langsung dikerjakan setelah ini.
“Meminta restu alam semesta untuk kita akan memulai pekerjaan ini. Sudah langsung dikerjakan sambil nanti kita akan mengatur,” ujar Mahendra saat ditemui di lokasi.
Baca Juga:Pintunya Mewah, Ruangan Ini Dikira Kamar Tidur, Ternyata Malah Ada Benda Khas Ini
“Memang Bali karena punya kearifan lokal, harus sembahyang dulu. Tapi pekerjaan sudah langsung dilaksanakan sambil nanti menunggu groundbreaking,” imbuh dia.
Proyek Bali Urban Subway akan dimulai dengan pembangunan Fase 1 rute Bandara Ngurah Rai-Cemagi dan Fase 2 rute Bandara Ngurah Rai-Nusa Dua.
Pembangunan tersebut akan sepenuhnya menggunakan dana investor konsorsium yang dihimpun PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ).
Direktur Utama PT SBDJ, Ari Askhara menyebut dana untuk pembangunan fase 1 dan 2 mencapai USD 10,8 miliar atau sekitar Rp166 triliun. Sementara, investor kontraktor utama dipegang oleh PT Indotech dengan perusahaan kereta api asal Tiongkok, CRRC.
Pembangunan jalur kereta akan dibangun di bawah tanah dengan kedalaman 20-30 meter. Ari memperkirakan fase 1 dan 2 baru akan bisa beroperasi sepenuhnya pada tahun 2031.
Baca Juga:Penabuh Gamelan Cilik Asal Bali Ini Dijuluki Maestro Alit, Gara-gara Kelincahannya
“Diharapkan fase airport Kuta dan Fase Airport Jimbaran-unud dan Nusa Dua dapat beroperasi di akhir kuartal ll atau di awal semester satu di tahun 2028,” ujar Ari.
- 1
- 2