SuaraBali.id - Bank Mandiri konsisten melanjutkan dukungannya pada program pemberdayaan dan pengembangan kewirausahaan petani daerah. Salah satu contoh konkritnya adalah pembangunan Sentra Pengolahan Beras Terpadu (SPBT) di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali.
SPBT yang terletak di subak Tibubeleng, Desa Penyaringan, ini memiliki luas sebesar 395 hektare dan memiliki kapasitas produksi hingga 24 ton beras bila beroperasi selama 8 jam/hari.
Adapun pada program SPBT ini, Bank Mandiri mendampingi petani dari sisi edukasi pengelolaan dan kemampuan pemasaran modern, yang diharapkan dapat menciptakan ekosistem pertanian mandiri dan meningkatkan penghasilan masyarakat setempat dan kontribusi pendapatan daerah.
Program SPBT ini turut melibatkan petani melalui koperasi tani dan/atau gabungan kelompok tani. Kelompok tani memiliki sebagian saham dalam SPBT yang beroperasi. Melalui mekanisme ini, lembaga petani diharapkan dapat naik kelas dan agar mumpuni mengelola usaha sekelas perseroan terbatas (PT).
Baca Juga:Pro UMKM, Bank Mandiri Salurkan KUR hingga Rp19,33 Triliun per Juni 2024
Pembangunan fasilitas ini merupakan bagian dari corporate social responsibility (CSR) yang didirikan oleh Bank Mandiri. Corporate Secretary Bank Mandiri Teuku Ali Usman menyampaikan, SPBT diarahkan untuk mendukung perekonomian masyarakat desa yang terpadu. Ali Usman berharap bantuan Bank Mandiri tidak hanya membantu meningkatkan pasokan beras setempat, tetapi juga dapat mengentaskan kemiskinan.
“Bank Mandiri berharap, adanya SPBT ini dapat membantu peningkatan taraf hidup, membangun rantai pasok yang bermanfaat bagi petani, bahkan berkontribusi mengurangi tingkat kemiskinan,” ujarnya.
Dia menambahkan, kehadiran SPBT juga menggenjot produksi beras di Desa Penyaringan, meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
Dalam kunjungan ke SPBT Jembrana pada 17 Agustus lalu, Deputi Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia, Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN Tedi Bharata mengatakan, SPBT ini menjadi salah satu aksi nyata BUMN untuk petani.
“SPBT ini dapat menjadi contoh bagaimana BUMN berperan aktif dalam menyejahterakan petani. Model kerja sama antara BUMN dan K/L seperti ini dapat dikembangkan untuk memberdayakan masyarakat secara ekonomi,” ujarnya.
Baca Juga:Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen
Fasilitas di Jembrana ini kelak menambah jumlah SPBT yang telah Bank Mandiri dirikan di beberapa daerah lain. Sebelumnya SPBT telah dibangun di Pamarican, Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Kebumen.
SPBT Pamarican diinisiasi pada tahun 2018 dan dilengkapi fasilitas berupa mesin pengolah beras modern, gudang berkapasitas 300 ton, serta kantor dan toko di atas tanah kas desa seluas 6.160 meter persegi dengan sewa selama 20 tahun.
Sementara SPBT Kebumen mulai didirikan tahun 2019 dengan kapasitas produksi 3 ton/jam. Seperti di Pamarican, Bank Mandiri berperan dalam pembentukan PT Mitra Desa Kebumen sebagai lembaga pengelola dengan gabungan kelompok tani lain.
Pada 2023, SPBT di Pamarican dan Kebumen tercatat telah melibatkan 12.522 petani dalam pengelolaan dan pengoperasiannya. Khusus SPBT Pamarican yang telah berjalan lebih dahulu, data tahun 2021 menunjukkan keterlibatan 6.200 petani dan 258 kelompok tani dalam pengoperasiannya.
Ali mengatakan, Bank Mandiri memantau kontribusi SPBT pada pemberdayaan dan kewirausahaan petani melalui perhitungan social return of investment (SROI).
“Perhitungan SROI membantu kita menilai seberapa besar manfaat, efektivitas, serta dampak dari program yang Bank Mandiri laksanakan. Dengan ini, kita juga memantau dan mengevaluasi CSR Bank Mandiri dalam mendukung petani Indonesia,“ katanya.
Laporan Berkelanjutan Bank Mandiri tahun 2023 mencatat, SROI untuk SPBT Pamarican mencapai 3,7 dari nilai awal saat investasi, sedangkan untuk SPBT Kebumen sebesar 3,2.
Selain bantuan pembangunan fasilitas, Bank Mandiri juga mendukung inklusi keuangan dan permodalan petani untuk mengolah lahan pertanian melalui penyaluran Kredit Usaha Mikro (KUM) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) guna mendukung kemudahan akses terhadap layanan perbankan (access to finance) bagi kalangan underserved atau masyarakat yang kurang terlayani akses perbankan. Sektor pertanian tercatat menerima kucuran KUM sebesar Rp5,65 Triliun hingga Juni 2024.
Komitmen Bank Mandiri mendukung pertanian ini juga dilaksanakan guna mencapai tujuan nomor 1 (satu) dari pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goal, yakni No Poverty untuk pengentasan kemiskinan.
Selain itu, dukungan Bank Mandiri ini adalah upaya mewujudkan visi menjadi “Indonesia´s Sustainability Champion,” terutama memenuhi salah satu pilar kerangka environment, social, and governance yaitu Sustainability Beyond Banking.