Setelah Gagal Masuk Kodim, Joni Bocah yang Viral Panjat Tiang Bendera Kini Disuruh Menghadap

Ia mengaku juga sudah dihubungi oleh Ajenrem Korem 161/Wira Sakti

Eviera Paramita Sandi
Selasa, 06 Agustus 2024 | 12:15 WIB
Setelah Gagal Masuk Kodim, Joni Bocah yang Viral Panjat Tiang Bendera Kini Disuruh Menghadap
Yohanes Ande Kalla atau yang disapa Joni Kalla saat diwawancarai di depan rumahnya di Desa Silawan, Kabupaten Belu.NTT [ANTARA/tangkap layar]

SuaraBali.id - Setelah gagal masuk Kodim, Yohanes Ande Kalla atau yang dikenal dengan sebutan Joni Si Bocah Merah Putih dari Desa Silawan, Kabupaten Belu kembali dipanggil oleh Komandan Kodim 1605/Belu Letkol Arh Suhardi, untuk menghadap ke Makodim Belu pada Selasa (6/8/2024) pagi.

Namun demikian, ia sendiri takt ahu tujuannya untuk apa.

“Saya ditelepon tadi untuk menghadap Dandim Belu, tetapi saya belum tahu ketemu untuk apa,” kata Joni saat dihubungi selasa pagi.

Ia mengaku juga sudah dihubungi oleh Ajenrem Korem 161/Wira Sakti untuk segera berangkat kembali ke Kota Kupang untuk bertemu Ajenrem.

Baca Juga:Nenek Ini Jadi Kuli Bangunan Meski Sudah Renta, Warganet : Kok Aku Nangis

Kendati demikian, ia belum tahu alasannya dipanggil ke Makorem 161/Wira Sakti Kupang untuk bertemu Ajenrem.

“Mungkin setelah bertemu dengan Bapak Dandim baru saya bisa tahu alasan pemanggilan mereka,” ujar dia.

Sebelumnya Joni dikenal sebagai remaja yang saat masih berada di bangku sekolah SD pada tahun 2018 lalu viral karena aksinya memajang tiang bendera Merah Putih saat upacara HUT RI di Kabupaten Belu untuk menyelamatkan bendera merah putih yang talinya terlilit saat upacara bendera.

Aksinya itu viral lalu ia mendapat undangan Presiden Joko Widodo ke Istana Negara. Saat ditanya seputar cita-citanya oleh orang nomor satu di Indonesia itu, Joni mengaku ingin menjadi tentara.

Jokowi langsung mengatakan kepada Joni agar langsung bertemu dengan Panglima TNI dan dijanjikan akan langsung diterima masuk TNI.

Baca Juga:Bocah Bule Viral di Ubud Akhirnya Diamankan Imigrasi Dan Akan Dideportasi

Namun demikian setelah melalui seleksi penerimaan Bintara TNI AD tahun 2024, ia ternyata dinyatakan tidak lulus saat seleksi awal yang dilakukan oleh Ajenrem 16104/Wirasakti Kupang.

Alasannya karena tinggi badannya tidak ideal atau sesuai dengan syarat masuk TNI sehingga dirinya disuruh untuk kembali lagi tahun 2025 untuk mengikuti tes yang sama.

“Iya kecewa kemarin saat seleksi awal langsung dinyatakan gagal, karena tinggi badan tidak sesuai. Tinggi badan di Ajen saya ukur 155,8 meter sementara sesuai syarat 163 meter. Tetapi saya akan siapkan diri lagi untuk tahun depan," ujar dia. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini