SuaraBali.id - Upacara Tumpek Landep adalah upacara adat Hindu di Bali yang dipersembahkan kepada Dewa Brahma atau Sang Hyang Widhi sebagai manifestasinya. Upacara ini dilakukan setiap 210 hari sekali, bertepatan dengan hari Sabtu Kliwon Wuku Landep.
Makna Upacara Tumpek Landep adalah sebagai berikut:
1. Penyucian Benda Logam
Benda-benda logam, seperti keris, tombak, pedang, dan alat-alat pertanian, dipercaya sebagai benda yang mengandung kekuatan gaib. Upacara Tumpek Landep dilakukan untuk menyucikan dan menguatkan benda-benda tersebut agar terhindar dari pengaruh negatif.
Baca Juga:13 Poin Potensi Kerawanan Pilkada Tabanan Berpeluang Terjadi di 5 Tahapan
2. Memohon Kemakmuran dan Ketajaman Pikiran
Dewa Brahma dikenal sebagai dewa pencipta dan pemberi pengetahuan. Dalam upacara Tumpek Landep, umat Hindu memohon kepada Dewa Brahma untuk memberikan kemakmuran, kesejahteraan, dan ketajaman pikiran.
3. Menghormati Profesi dan Pekerjaan
Upacara Tumpek Landep juga merupakan bentuk penghormatan terhadap profesi dan pekerjaan yang melibatkan penggunaan benda-benda logam, seperti pandai besi, pengrajin, dan petani. Umat Hindu percaya bahwa benda-benda logam yang telah disucikan akan membawa keberkahan dalam pekerjaan mereka.
4. Menjaga Harmonie dan Keseimbangan
Baca Juga:Mantan Bupati Jembrana I Gede Winasa Bebas
Upacara Tumpek Landep merupakan bagian dari sistem kalender Bali yang didasarkan pada konsep Tri Hita Karana, yaitu harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan. Upacara ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan dan keharmonisan alam semesta.
5. Mensyukuri Anugrah Tuhan
Upacara Tumpek Landep juga menjadi kesempatan bagi umat Hindu untuk mensyukuri anugrah Tuhan yang telah memberikan kehidupan dan sumber daya alam, termasuk benda-benda logam yang sangat bermanfaat bagi manusia.