Ditinggalkan Warga Asli, Karangasem Justru Dibanjiri Penduduk Pendatang

Ada sejumlah faktor yang diduga membuat penduduk tersebut tinggal di luar Kabupaten Karangasem

Eviera Paramita Sandi
Selasa, 07 Mei 2024 | 18:33 WIB
Ditinggalkan Warga Asli, Karangasem Justru Dibanjiri Penduduk Pendatang
Teluk Jemeluk di Amed, Karangasem, Bali

SuaraBali.id - Ironi di tanah Karangasem, Bali. Di saat ratusan ribu warga Karangasem tercatat tinggal di luar tanah kelahirannya, justru ribuan orang penduduk pendatang dari luar Karangasem berbondong-bondong masuk dan tinggal di wilayah tersebut.

Dalam pendataan Long Form Badan Pusat Statistik (BPS) Karangasem tahun 2022, hingga akhir tahun 2022, Migran Keluar Seumur Hidup, yakni istilah untuk penduduk yang lahir di Karangasem namun pada saat pendataan bertempat tinggal di luar Karangasem mencapai 101.746 orang.

"Dari jumlah tersebut 78,40 persen masih bertempat tinggal di Kabupaten/Kota se Bali, sedangkan 21,60 persen bertempat tinggal di luar Bali. Migran Keluar Seumur Hidup didominasi oleh penduduk perempuan sebanyak 58,30 persen sisanya berjenis kelamin laki-laki," kata Kepala BPS Karangasem, I Ketut Mondai, Selasa (7/5/2024) sebagaimana diwartakan beritabali.com - jaringan suarabali.id.

Ia berujar ada sejumlah faktor yang diduga membuat penduduk tersebut tinggal di luar Kabupaten Karangasem, seperti alasan bersekolah dan ikut orang tua.

Baca Juga:Urutan Prosesi Pernikahan Adat Bali Mulai Mesedek Hingga Mejaya-jaya

Selain itu, minimnya lapangan pekerjaan di Karangasem juga disinyalir menjadi alasan warga tinggal di luar Karangasem maupun luar Bali karena tuntutan pekerjaan.

Hanya saja, ketika ratusan ribu warga memilih tinggal di luar Kabupaten, BPS Karangasem justru mencatat ada sebanyak 19.008 orang Migran Masuk Seumur Hidup Karangasem atau penduduk yang lahir di luar Karangasem saat pendataan ditemukan tinggal di wilayah Kabupaten.

Mirisnya, dari jumlah Migran Masuk Seumur Hidup ini, 29,40 persen diantaranya berasal dari luar Bali, mereka sebagian besar berasal dari Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Lampung, Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Timur.

Sedangkan 70,60 persen sisanya berasal dari Kabupaten/Kota se Bali seperti dari Kabupaten Buleleng dan Kota Denpasar.

Baca Juga:Pemprov Bali Sebut Kasus Pemerasan Bendesa Adat Berawa Hanya Oknum

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini