SuaraBali.id - Tradisi Lebaran Topat dilaksanakan enam hari setelah Hari Raya Idul Fitri di Pulau Lombok. Pada moment ini, masyarakat di kelurahan Punia kota Mataram mulai menjajakan makanan khas Lebaran Topat.
Salah seorang pedagang, Yanti mengatakan berjualan menu Lebaran Topat hanya dilakukan selama dua hari sebelum dan saat perayaan. Kesempatan ini dimanfaatkan sudah beberapa tahun terakhir karena omzet yang diperoleh cukup menggiurkan.
“Berjualan setiap Lebaran Topat saja sama Idul Fitri. Ini kita manfaatkan karena omzet yang cukup menggiurkan,” katanya Rabu (17/4/2024) pagi.
Dalam sehari, omzet yang diperoleh mencapai Rp1 juta. Pendapatan ini tergantung dari jenis makanan yang dijual. Artinya, jika makin banyak menu maka omzet yang diperoleh lebih banyak.
Baca Juga:Arus Balik Lebaran di Lombok Diperkirakan Pada 15 April
“Kita dapatnya bisa sampai Rp1 juta bahkan lebih,” katanya.
Menu makanan yang dijual seperti ketupat, lontong, bantal (jajan dari ketan), opor ayam, urap, pelecing hingga poteng dan jaje tujak. Rata-rata pembeli yang datang banyak dari kalangan ASN yang tidak sempat membuat ketupat.
“Yang beli itu banyak dari ASN. Kita manfaatkan jajan ini hanya pada momen ini saja. Jadi mudah diakses oleh pembeli,” katanya.
Harga yang ditawarkan kepada pembeli berbeda-beda tergantung jenis menu yang dipilih. Untuk harga ketupat saja yaitu sebesar Rp20 ribu untuk empat buah.
“Sekarang harga-harga mahal jadi kita juga sesuaikan,” ujarnya.
Baca Juga:Jukir di Kuburan Pun Dapat Berkah Saat Idul Fitri
Dalam sekali jualan, ketupat yang dibuat yaitu mencapai 25 kg beras. Jumlah ini disebut kadang bisa habis dalam sehari.
- 1
- 2