Sementara itu, penabuh baleganjur pada malam takbiran ini juga digilir setiap tahunnya. Dari jumlah sebanyak 17 banjar di Desa Adat Pemogan mendapat giliran setiap tahunnya untuk menabuh.
Pada gelaran tahun ini, para pemuda dari Banjar Dukuh Tangkas yang mendapat giliran tersebut. 25 orang pemuda tersebut juga datang dengan semangat ‘menyama braya’ atau persaudaraan dalam merayakan malam takbiran.
“Ini sistemnya itu seperti (istilah) Balinya menyama braya, toleransi. Kita menjunjung tinggi toleransi yang ada di Bali ini, jangan sampai terpecah belah,” ujar Ketua Sekaa Teruna (STT) Banjar Dukuh Tangkas, I Komang Okiana Saputra.
Okiana mengharapkan agar toleransi yang sudah terbentuk ini tetap terjaga hingga seterusnya.
Baca Juga:Kebanyakan Petani Tak Tahu Pembakaran Limbah Berkontribusi Pada Pemanasan Global
Kontributor : Putu Yonata Udawananda