Menurut dr. Dewa Putu Wisnu Wardhana, (Neurosurgeon) beberapa modalitas yang dapat digunakan dalam deteksi epilepsi dan penyebabnya yaitu, pemeriksaan EEG : Elektroensefalografi yang merekam aktifitas elektrik spontan dari otak, selama periode tertentu (30 menit), dari elektrode yang di pasang di kulit kepala dan melalui MRI (di kepala).
"Hal ini untuk menilai anatomi otak dan menyingkirkan kelainan otak lain sebagai penyebab epilepsi,” tuturnya.
Sedangkan metode penanganan yang lebih mutakhir untuk mengatasi epilepsi menurut Dr. dr. Made Agus Mahendra Inggas adalah dengan Terapi VNS dan DBS.
VNS terapi atau disebut stimulasi saraf vagus yang telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA). Ini merupakan terapi tambahan untuk orang dewasa dan anak-anak berusia 4 tahun ke atas.
Baca Juga:Wisman yang Melintas di Uluwatu Langsung Diminta Bayar Pungutan
Terapi ini telah disetujui untuk mengobati kejang fokal atau parsial yang tidak merespons obat kejang.
Adapun stimulasi saraf vagus (VNS) dapat mencegah atau mengurangi kejang dengan mengirimkan energi listrik ringan dan teratur ke otak melalui saraf vagus.
“Terapi stimulasi otak dalam (Deep Brain Stimulation) atau DBS merupakan penggunaan alat untuk membantu mengendalikan kejang sehingga Dilakukan pembedahan untuk memasang alat,” jelasnya.