SuaraBali.id - Umat Islam di Indonesia sebentar lagi akan menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh, sebelum menyambut Hari Kemenangan, yaitu Idul Fitri.
Di bulan Ramadhan tersebut, umat islam diwajibkan berpuasa menahan diri, menahan lapar dan menahan nafsu.
Berbicara soal puasa, apa itu sebenarnya puasa Ramadhan?
Puasa Ramadhan dalam Bahasa Arab yaitu saumu Ramadhan. Pengertian puasa dari segi Bahasa adalah al-imsak yaitu menahan diri.
Baca Juga:Perang Topat di Lombok, Perayaan Antara Umat Hindu Dan Islam Ketika Panen Melimpah
Meski bagi Sebagian orang beragama islam puasa sangat mudah dilakukan, namun tidak secara sembarangan dalam melakukannya.
Harus diawali dengan niat dan doa yang baik, agar seharian menahan lapar bermanfaat dan tidak sia-sia begitu saja.
Niat berpuasa ini sendiri ada 2 macam, yaitu niat puasa sebulan dan niat puasa harian. Niat puasa sebulan ini dilakukan sekali saja, yaitu pada malam pertama Ramadhan. Berikut Bacaan doanya:
Lafaz niat puasa sebulan:
Nawaitu Souma Syahri Ramadhana Kul’lihi Lil’lahi Ta’ala
Baca Juga:Maulid Nabi, Umat Muslim di Kampung Islam di Bali Adakan Megibung
Artinya:
Aku Berniat Bepuasa Keseluruhan pada Bulan Ramadhan Karena Allah Ta’ala.
Sementara itu niat puasa harian dibaca setiap malam sebelum besok harinya melakukan puasa. Berikut bacaan doanya:
Lafaz Niat puasa Harian:
Nawaitu Sauma Ghodin An Ada’ie Fardhi Shahri Ramadhana Hazihissanati Lillahi Ta’ala.
Artinya:
Aku Berniat berpuasa pada esok hari disebabkan menunaikan fardu bulan Ramadhan pada tahun ini karena Allah Ta’ala.
Nah, dalam tradisi Islam di Indonesia ini biasanya niat puasa akan dibacakan Bersama-sama secara serentak setelah melakukan sholat Tarawih jamaah.
Salah satu dalil tentang niat puasa adalah Riwayat yang disampaikan oleh Hafshah, bahwa Nabi SAW Bersabda, “Barangsiapa tidak berniat puasa di malam hari sebelum fajar, maka tidak sah puasanya,”.
Selain itu diriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya semua perbuatan ibadah harus dengan niat, dan setiap orang tergantung kepada niatnya,” (H.R Bukhari).
Maka dari itulah, karena puasa termasuk ibadah sehingga niat untuk mengerjakannya termasuk ke dalam rukun puasa.
Kontributor : Kanita