SuaraBali.id - Seorang wanita Bali yang sedang membawa buah-buahan di atas kepalanya (gebongan) ini sukses membuat salah fokus.
Bagaimana tidak, ia terlihat membawa gebongan yang tak biasa, lantaran tingginya hampir melebihi tinggi normal tubuh manusia.
Meski gebongan yang dibawa itu cukup tinggi, namun ia terlihat sangat lihai dan santai saat berjalan. Bahkan tubuhnya sudah seperti sangat seimbang dengan beban yang dibawanya.
Saat menaiki tangga, Wanita ini juga bisa melewatinya dengan mudah tanpa goyah. Gebongan yang dibawa pun juga masih aman dan tidak jatuh.
Aksinya itu terekam kamera warganet dan diunggah oleh akun Instagram @punapibali. Para warganet sontak memenuhi kolom komentar dan ikut salut melihat Wanita tersebut.
“Keren sih kereeen, tpi sebagai laki2,; itu bpak2 tega liat ibu2 membawa beban spt itu?..jaman sekarang paradigma nyuwun pajegan hrs diganti... Saatnya bapak2 yg negen, sebagai penghormatan dan rasa cinta kpd istri ,” komentar @bagusarthaya.
“Kayak gitu masih banyak yg nyakiti para istriiiii,” sahut @gaya_trendy_olshop.
“Keren banget ibunyaaa ,” ujar @lalunaa.nail.
Sebagai informasi, Gebongan merupakan sesaji yang digunakan untuk upacara keagamaan umat Hindu.
Baca Juga:Kampanye Unik PSI di Bali, Kaesang Ajak Pendukung Coblos Hidung Gibran
Biasanya, sesaji ini dibuat setiap piodalan atau hari lahir sebuah pura maupun bangunan suci. Setiap satu kepala keluarga pasti akan membuat sebuah gebongan/
Sehingga saat piodolan tiba, pura-pura tersebut akan dipenuhi oleh gebongan. Gebongan ini diisi dengan bermacam-macam buah (seperti apel, pir, pisang) dan roti. Semuanya dirangkai dan dihiasi dengan janur.
Setelah dihias, semuanya disusun menggunakan dulang (tempat yang terbuat dari bahan kayu). Dulang mempunyai bentuk bundar, semakin ke atas ukurannya semakin mengecil.
Sementara itu dibagian paling ujung bawah ukurannya sebesar kepala sehingga pas untuk dijunjung. Untuk bagian paling atas diletakkan canang dan sampiyan, sebagai wujud persembahan dan bakti kehadapan Tuhan sang pencipta alam semesta.
Kontributor: Kanita Auliyana Lestari