SuaraBali.id - Peristiwa warga diterkam buaya bukan kali pertama terjadi di di seputaran pesisir pantai Oetune, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Sebelumnya juga sudah ada kejadian yang berakhir fatal.
"Kejadian (warga diterkam buaya) sudah sering terjadi. Rata-rata masyarakat pesisir pantai Oetune berprofesi sebagai nelayan sehingga berpotensi bertambahnya kasus orang dimakan buaya di wialayah kecamatan Kualin," ujar Kapolres TTS, AKBP I Gusti Putu Suka Arsa saat dikonfirmasi digtara.com – jaringan suarabali.id, Jumat (17/11/2023).
Hal serupa menurutnya bisa terjadi lagi karena hal ini dianggap sepele.
"Kesadaran masyarakat masih rendah saat beraktivitas di seputaran pesisir pantai Oetune tentang bahaya binatang buas (buaya) yang sering memakan korban warga Kecamatan Kualin," tambahnya.
Baca Juga:Petani Diterkam Buaya di TTS Hingga Ditemukan Jasadnya Dalam Keadaan Tak Utuh
Potensi munculnya kasus baru pun tidak bisa dihindari bila kesadaran masyarakat masih seperti ini.
Pemerintah setempat maupun Bhabinkamtimas perlu memberi imbauan tentang bahaya binatang buas di seputaran pesisir pantai Oetune.
"Masyarakat perlu berhati-hati saat melakukan aktivitas mencari ikan di seputaran pesisir pantai Oetune," ujar mantan Kasat Reskrim Polresta Kupang Kota ini.
Seperti diketahui, Yusuf Bantaika (57), seorang petani di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) tewas dengan kondisi menggenaskan.
Warga RT 01/RW 01, Desa Kiufatu, Kecamatan Kualin, Kabupaten TTS ini diterkam buaya pada Rabu (15/11/2023) malam dan baru ditemukan pada Kamis (16/11/2023) petang.
Baca Juga:Bangunan SMK Ludes Diterjang Puting Beliung, 51 Muridnya Kini Tak Bisa Sekolah
Kondisi tubuhnya tak utuh saat ditemukan warga dimana hanya ada bagian perut hingga kedua kakinya.
Korban ditemukan di sekitar pantai Oematnu, desa Toineke, Kecamatan Kualin sekitar pukul 16.00 Wita.
Saat ditemukan korban dalam keadaan tanpa busana dan dalam posisi terlentang di pantai.
Korban yang ditemukan warga langsung dievakuasi warga menggunakan kain ke rumah korban di RT 01 Dusun 01, Desa Kiufatu, Kecamatan Kualin.
Jenazah korban yang sudah tidak utuh langsung dimakamkan pihak keluarga.
Kasus ini kemudian dilaporkan Fance Nabunome ke Polsek Kualin pada Rabu malam.
Kapolsek Kualin, Ipda Faizal Alang bersama anggota langsung turun ke TKP untuk memastikan kejadian tersebut.
Saat tiba di di lokasi, sudah banyak warga yang berkumpul di tepi pantai dan membenarkan kejadian buaya menerkam seseorang.
Sebelumnya korban datang sendiran ke pantai Oetune pada Rabu petang sekitar pukul 16.00 wita untuk menjala/memukat ikan di sekitar pantai Oetune.
Selang setengah jam, Darman Bantaika, anak korban ikut ke pantai Oetune untuk mejala ikan.
Di Pantai Oetune, Darman bertemu korban dan menanyakan hasil tangkapan. Saat itu korban menjawab baru dapat dua ekor ikan.
Namun sekitar pukul 21.00 wita, Darman menemukan senter korban tergelatak di pinggir pantai. Ia pun mengecek keberadaan korban namun korban sudah tidak kelihatan.
Namun saat Darman menyenter hanya melihat cahaya bola mata dari seekor buaya. Darman memanggil nama korban, tetapi tidak ada jawaban.
Darman kemudian pergi ke Desa Toineke untuk minta bantuan ke pawang buaya, Ento Solsepa untuk sama-sama kembali ke tempat kejadian agar menangkap buaya tersebut sehingga korban bisa diselamatkan.
Namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil.
Kapolsek dan masyarakat sekitar serta keluarga korban siaga di pinggir pantai Oetune mencari keberadaan korban hingga Kamis pagi.
Baru pada Kamis (16/11/2023) petang, korban ditemukan di sekitar pantai Oematnu, desa Toineke dalam kondisi sudah tidak bernyawa dan cukup mengenaskan.