"Kalau orang bicara agama itu dianggap baik. Masih huznudzon. Kalau ada yang mengajak kebaikan kan siapa yang tidak mau," ujarnya.
Untuk mengantisipasi penyebaran paham radikal yang cukup masif, masyarakat diminta untuk mengetahui latar belakang orang yang mengajak. Ia juga mengingatkan kepada semua masyarakat terutama para generasi baru untuk lebih banyak bertanya dan meminta pertimbangan jika ada ajakan.
"Itu perlu diwaspadai. Konsultasi dulu dengan orang tua. Orangtua perlu diingatkan agar menjaga anak-anak. Komunikasi antar anak dan orang tua harus lebih dekat lagi. Komunikasi dua arah itu harus terbangun," tegasnya.
Sementara itu, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) NTB TGH. Muhammad Subki Sasaki mengatakan ajaran pendidikan agama yang harus diberikan kepada peserta didik harus sesuai dengan islam yang rahmatan lilalamain.
Baca Juga:Sirkuit Mandalika Tak Dimasukkan Jadi Tuan Rumah WSBK Musim Depan
"Islam yang berkebangsaan, islam yang berkebudayaan, islam yang berkeIndonesiaan seperti itu," ujarnya.
Ia berujar bahwa paham radikal akan cepat masuk kalau tidak ada langkah antisipasi yang dilakukan. Sehingga harus ada langkah antisipasi agar paham-paham yang tidak sesuai cepat diterima.
"Seluruh kita tentu waspada dari tetangga, keluarga dan masyarakat luas," tutupnya.
Kontributor : Buniamin
Baca Juga:Dalam Dua Pekan Harga Cabai di Mataram Naik dari Rp 25 Ribu Jadi 60 Ribu