SuaraBali.id - PT Pos Indonesia (Persero) berupaya terus memberikan pelayanan terbaik, terutama dalam menjalankan layanan fund distribution untuk masyarakat. Salah satu bukti konkretnya ditunjukkan Pos Indonesia ketika menjalani amanah pemerintah melalui Kementerian Sosial dalam penyaluran bantuan sosial (Bansos) Sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH).
Guna bansos Sembako dan PKH bisa dirasakan masyarakat, khususnya Keluarga Penerima Manfaat (KPM), dan tepat sasaran, Pos Indonesia menggunakan tiga metode penyaluran. Ketiganya yaitu metode penyaluran di Kantorpos, metode penyaluran melalui komunitas, dan metode penyaluran door to door (antar langsung ke rumah KPM).
Metode door to door menjadi salah satu metode penyaluran yang dinilai sangat membantu dan memudahkan. Utamanya bagi KPM yang berhalangan hadir ke Kantorpos atau pun lokasi pengambilan bantuan, karena kondisi fisik yang tidak memungkinkan seperti lansia, sakit, atau pun difabel.
Jika KPM mengalami kondisi tersebut, Pos Indonesia menggunakan metode door to door untuk menyalurkan bantuan. Tujuannya untuk memastikan semua KPM bisa mendapatkan bantuan tersebut.
Baca Juga:Yadi Sembako Sampai Diinfus Usai Dilaporkan Kasus Dugaan Penipuan Rp 198 Juta
Manfaat dari layanan door to door ini diakui salah satu petugas fasilitator di Kelurahan Panjer, Bali, Wayan Wiryana. Sebagai perwakilan dari kecamatan untuk memandu kegiatan penyaluran bansos di wilayahnya. Dia menilai layanan tersebut sangat membantu masyarakat yang berhak mendapatkan bantuan.
"Apabila KPM tidak atau berhalangan hadir untuk ke Kantorpos atau ke lokasi yang sudah ditentukan baik itu di lurah atau di komunitas, PT Pos membantu membawakan ke rumah KPM yang berhalangan untuk mengambil ke suatu tempat tersebut," ujar Wayan.
"Jadi sangat membantu sekali peran PT Pos dalam menyampaikan bantuan sosial tunai. Sinerginya terjalin sangat bagus di PT Pos dengan pihak kelurahan dan juga desa," sambungnya.
Saat membagikan bansos kepada KPM, Pos Indonesia juga menggunakan teknologi yang dimiliki Pos Indonesia yaitu aplikasi Pos Giro Cash (PGC) untuk mempermudah dalam pencocokan data KPM. Teknologi yang digunakan sebagai tools pelengkar PGC, adalah geotagging dan face recognition.
Geotagging berguna untuk memvalidasi lokasi rumah KPM. Sedangkan penggunaan face recognition bertujuan untuk mencocokkan data KPM. Berkat kedua teknologi tersebut, bansos sembako dan PKH yang dilaksanakan Pos Indonesia terealisasi dan tersalurkan dengan baik.
Baca Juga:Jadi Tumbal Kasus Penipuan, Yadi Sembako Ogah Kerjasama Lagi bareng Gus Anom
Hal tersebut juga diakui Wayan. Bahkan, ia mengaku penggunaan teknologi ini juga bermanfaat untuk menyaring dan menentukan kelaikan KPM dalam menerima bantuan.
"Jumlah KPM yang kami terima untuk saat ini ada perubahan atau pengurangan yang sebelumnya yang kita salurkan itu sebanyak 166 KPM, sekarang menjadi turun 139 (KPM). Mungkin ini diakibatkan oleh screening system dari Kemensos yang menskrining data tersebut berdasarkan KK dan NIK," kata Wayan.
"Otomatis itu akan muncul apabila dalam satu KK itu, salah satu anggota keluarganya yang sudah menerima pekerja penerima upah otomatis akan di-delete. Begitu juga setelah diverifikasi ke lapangan, ada yang meninggal otomatis juga akan dihilangkan," lanjutnya.
Wayan mengaku senang bisa menjalin kerja sama dengan Pos Indonesia dalam menyalurkan bansos sembako dan PKH. Ia pun berharap kerja sama ini bisa dilanjutkan dan Pos Indonesia terus meningkatkan performa teknologi geotagging, khususnya akurasi dan menyematkan artificial intelligent (AI).
"Jadi ke depannya harapan kami dari pihak kelurahan, semoga lebih ditingkatkan lagi kerja sama ini untuk geotagging juga. Mungkin bisa diperbantukan dari pihak kelurahan untuk membantu pemetaan dari geotagging alamat KPM tersebut rumahnya. Jadi di sana akan lebih real lagi penerima manfaat ini. Jadi sudah masuk aplikasi, kelihatan rumah, layak tidaknya akan terbaca," tutur Wayan.
Komitmen Petugas Kantorpos Distribusikan Bansos
Dalam menyalurkan bantuan, Pos Indonesia menghadapi berbagai tantangan. Terutama saat menyalurkan bantuan melalui metode door to door.
Petugas Juru Antar Kantorpos Denpasar, Krismanda, mengaku tantangan utama yang dihadapi adalah terkait kondisi jalan menuju rumah KPM. Ia mengaku pernah melewati jalan-jalan kecil sehingga kesulitan saat mengendarai motor.
"Suka dukanya mungkin untuk daerah-daerah yang sulit dijangkau. Di mana kita biasanya harus melewati persawahan, di mana jalannya kecil. Mungkin itu yang menjadi kesulitannya. Apalagi kita sebagai perempuan mungkin kalau mengendarai motor tidak seprofesional yang laki-laki," kata Krismanda.
Namun, situasi tersebut tak membuat semangat Krismanda luntur. Ia justru senang menjalani pekerjaannya, apalagi bisa membantu dan bermanfaat bagi masyarakat.
"Yang membuat saya bangga adalah di mana saya bisa membantu teman-teman semuanya yang membutuhkan dari bantuan sosial tersebut, terlebih untuk penerima YAPI, bantuan untuk disabilitas yang benar-benar membutuhkan dari batuan tersebut," ujarnya.
Krismanda pun mengaku mampu mengantarkan bantuan sekitar 30 KPM dalam sehari. Menurutnya, bantuan yang diberikan KPM berbeda-beda sesuai kebutuhan masing-masing.
“Biasanya saya di sini mengantarkan bantuan tersebut sekitar 30 KPM di mana masing-masing KPM itu mendapatkan nominal bansos PKH nya yang berbeda-beda sekitar Rp600.000 bahkan sampai lebih dari Rp1 juta,” tutur Krismanda.
Apresiasi dari kepala dusun Banjar Tauman
Program penyaluran bansos sembako dan PKH Kemensos melalui Pos Indonesia mendapat apresiasi dari Kepala Dusun Banjar Tauman, Desa Kekeran, I Made Sunarto. Ia senang melihat Pos Indonesia mampu menjalankan tugasnya dengan baik dalam menyalurkan bantuan.
"Saya kira sangat baik dan luar biasa dalam penyalurannya. Pos bekerja dengan baik dan melakukan pelayanannya juga baik," kata Sunarto.
Sunarto mengaku tidak ada kesulitan ketika membantu Pos membagikan bansos tersebut. Ia juga mendampingi saat pembagian berlangsung. Baik melalui komunitas maupun metode door to door.
"Prosesnya pertama kita mengarahkan penerima untuk kumpul di Kantor Desa. Nanti petugas Pos memberikan bantuan tersebut dengan menerapkan antrean," tambahnya.
"Ada juga yang dibagikan ke rumahnya langsung. Saya mendampingi mereka dalam pembagian bantuannya," papar Sunarto.
Adapun manfaat dari bantuan ini sangat dirasakan salah satu KPM Ni Ketut Tompel. Ia mengaku telah mendapat bantuan sebesar Rp1,2 juta. Menurutnya, bantuan tersebut berguna untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta membantu pengobatan mertuanya.
"Bantuannya sangat bermanfaat sekali, untuk kebutuhan mertua, untuk sehari-hari, untuk makan. Bantuannya untuk mertua. Memang kebutuhannya untuk makan, beli obat dan keperluan yang lain," kata Ni Ketut Tompel.
Ni Ketut Tompel mengaku bahagia karena bantuan tersebut bisa diantar langsung ke rumahnya. Ia juga memastikan tidak ada potongan yang dikenakan oleh petugas yang mengantar.
"Yang membawa petugas Kantorpos. Tidak ada potongan sama sekali, utuh Rp1,2 juta," katanya.