Puja Mandala, Tempat Ibadah di Bali Untuk 5 Agama Sekaligus

Puja Mandala dapat dicapai dari pusat Kota Denpasar dengan berkendara selama 30 menit melintasi By Pass I Gusti Ngurah Rai.

Eviera Paramita Sandi
Selasa, 26 September 2023 | 13:50 WIB
Puja Mandala, Tempat Ibadah di Bali Untuk 5 Agama Sekaligus
Tempat ibadah di Bali, Puja Mandala

SuaraBali.id - Mayoritas masyarakat Bali memang beragama Hindu, hal ini yang membuat Bali terkenal dengan pulau seribu Pura.

Bukan berarti penduduknya semua beragama Hindu yaa.. lantaran masih banyak umat yang beragama islam, maupun Kristen yang tinggal disini.

Namun siapa sangka, meski mayoritas beragama Hindu, toleransinya terhadap agama lain sangatlah besar. Salah satu bukti nyata toleransi antar umatnya begitu besar adalah berdirinya sebuah bangunan Bernama ‘Puja Mandala’.

Kalian pasti sudah sangat familiar dengan nama ini, terutama yang sudah pernah mengunjunginya. Iya, tempat ini merupakan sebuah pusat peribadatan bagi lima agama, yaitu Islam, Kristen Protestan, Katolik, Buddha, dan Hindu.

Baca Juga:Skema Pungutan Wisatawan Asing di Bandara Siap, Hanya Butuh 23 Detik

Puja Mandala terletak di Jalan Raya Kurusetra, Nusa Dua, Kuta Selatan, Benoa, Kec. Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Puja Mandala dapat dicapai dari pusat Kota Denpasar dengan berkendara selama 30 menit melintasi By Pass I Gusti Ngurah Rai.

Melansir dari Indonesia.go.id, Pengurus Masjid Agung Ibnu Batutah Ustad Sholeh Wahid menceritakan, pendirian Puja Mandala yang memiliki arti "tempat beribadah" itu bermula dari keinginan warga Muslim yang umumnya pendatang dari Pulau Jawa yang bermukim di sekitar Benoa dan Nusa Dua untuk memiliki masjid sendiri.

Mereka merasa kesulitan menjangkau masjid, Pasalnya, masjid terdekat berada di Kuta, yang jaraknya sekitar 20 kilometer dari tempat tinggal mereka.

Namun sebagai minoritas, mereka terganjal aturan Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama nomor 1/BER/mdn-mag/1969 tentang Pelaksanaan Tugas Aparatur Pemerintah dalam Menjamin Ketertiban dan Kelancaran Pelaksanaan Pengembangan dan Ibadat Agama oleh Pemeluk-Pemeluknya.

Keluhan mereka ditanggapi Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi saat itu, Joop Ave. Menteri meminta agar dibangun suatu pusat peribadatan bagi lima agama yang diakui di Indonesia ketika itu.

Baca Juga:Dua Tersangka Ditetapkan Atas Kasus Lift Jatuh di Ayuterra Resort Ubud

Keunikan Setiap Rumah Ibadah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini