SuaraBali.id - Warga Desa Adat Sidakarya sempat turun ke jalan guna menyatakan dukungan pembangunan terminal LNG (liquefied natural gas) di kawasan desanya. Mereka melakukan pemasangan baliho dan spanduk di sejumlah tempat pada Rabu (27/4/2023).
"Pemasangan baliho dan spanduk ini sebagai wujud nyata dukungan kami terkait program Bapak Gubernur. Dengan dibangunnya terminal LNG ini, harapan kami Bali menjadi mandiri energi bersih," kata Bendesa Adat Sidakarya I Ketut Suka.
Pihaknya pun memasang lima baliho dan 10 spanduk yang ditempatkan di beberapa titik. Mulai dari kantor desa (1 baliho), di Jalan Bypass Ngurah Rai (3 baliho), hingga kawasan pantai (1 baliho).
I Ketut Suka berharap dengan adanya dukungan tersebut bisa terdengar hingga ke pemerintah pusat.
"Mudah-mudahan lewat tulisan ini aspirasi dan harapan kami rakyat kecil ini bisa didengar oleh para pemimpin. Selama ini pasokan listrik masih bergantung dari Pulau Jawa," ujarnya.
Menurutnya kepentingan pembangunan terminal LNG tersebut bukan hanya untuk desa adatnya saja, melainkan untuk kepentingan Bali yang lebih luas.
"Ke depan, dari Sidakarya, Bali bisa mandiri energi. Kami belum memikirkan benefit yang kami dapat jika proyek ini jadi dibangun. Itu urusan yang masih jauh ke belakang," katanya.
Sebelumya terjadi penolakan terhadap pembangunan Terminal LNG di kawasan pesisir dari beberapa desa adat sekitar, salah satunya Desa Adat Intaran. Namun ia menyebut setelah adanya pertemuan dan harmonisasi, Desa Adat Intaran Sanur turut mendukung.
"Kalau yang dipermasalahkan oleh Desa Adat Intaran itu 'kan katanya akan dibangun di kawasan mangrove. Kalau ini tidak," ujarnya.
Perbekel Desa Sidakarya I Made Madrayasa berharap apa yang menjadi harapan masyarakat bisa didengar dan terwujud.