Melukat di Pura Telaga Waja Harus Telanjang Bulat Demi Menjaga Kesucian

Adapun seseorang yang hendak melakukan pengelukatan ke sana harus membawa satu Banten pejati.

Eviera Paramita Sandi
Rabu, 25 Januari 2023 | 14:21 WIB
Melukat di Pura Telaga Waja Harus Telanjang Bulat Demi Menjaga Kesucian
Pengelukatan di Pura Telaga Waja yang terletak di Desa Kendran, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, Bali. [Istimewa/beritabali.com]

SuaraBali.id - Pengelukatan di Pura Telaga Waja yang terletak di Desa Kendran, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, Bali memiliki khasiat yang sudah banyak dipercaya.

Air Tirta di pura itu dipercaya memberikan rejeki berupa keturunan.

Lantaran disucikan, ada tata cara saat melihat di sana. Dimana orang yang melukat di sana tidak diperbolehkan menggunakan pakaian.

Perbekel Desa Kendran, I Dewa Gede Jaya Kesuma, menyatakan Pura Telaga Waja merupakan tempat memohon bagi yang belum punya keturunan.

Baca Juga:Asal Muasal Pantai Jerman, Dulunya Ada Perumahan Warga yang Lenyap

“Keluarga kami banyak terbukti dengan minta sama beliau,” ujarnya seperti diwartakan beritabali.com – jaringan suara.com.

Adapun seseorang yang hendak melakukan pengelukatan ke sana harus membawa satu Banten pejati.

“Di pemedal utama ada 4 mata air yang keluar dari segala penjuru arah. Disana ada Jero mangku, bebas mau kesana. Syaratnya tidak boleh orang cuntaka,” ujarnya.

Selanjutnya, yang terpenting, ketika akan melukat, harus telanjang bulat. Untuk menjaga kesucian pura.

“Kalau mandi pakai kain, sama dengan mencuri disana. Itu sudah jadi warisan leluhur, tidak ada yang berani merubah, mandi pakai celana saja tidak boleh,” jelasnya.

Di pura itu, ada Pancoran untuk lelaki dan perempuan.

“Hanya dipisahkan oleh undag (tangga, red). Ini asli Bali. Kami bisa melakukan itu, karena tempat suci, jadi ke arah pikiran negatif belum ada,” tutupnya.

Selain itu, air yang keluar bisa diminum langsung sebagai air minum.

“Kadang bawa galon. Ada saluran air yang kami salurkan pakai keran mengalir terus menerus, itu bisa diminum langsung. Bisa dites. Secara kedokteran memang belum diteliti, tapi dari dulu sudah banyak orang minum disana baik saja,” jelasnya.

Dengan kejernihan airnya, banyak masyarakat mengambil air untuk minum menggunakan galon. Untuk pengambilan air, cukup mepunia bisa Rp 1.000-2.000.  K

e depannya, pemerintah desa Kendran akan bersinergi dengan desa adat.

“Karena kebanyakan objek disini milik adat, maka kami sinergi,” tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak