Dahulu, saat pura dibangun pada tahun 1918, empat orang leluhur mereka datang dari Karangasem Bali dan bermukim di sana. Dari empat leluhur inilah jumlah warga terus lahir dan bertambah.
Dalam perkembangannya, warga kemudian sebagian memeluk agama Islam. Sebagian lagi tetap memeluk agama Hindu.
Dan bahkan pernikahan warga di antara kedua pemeluk agama juga terjadi. Semisal, warga Muslim menikahi warga yang beragama Hindu yang kemudian muallaf.
Tak heran, kehidupan masyarakat di Desa Batu Kumbung begitu guyub dan rukun. Tak pernah ada pertentangan antara warga di sana. Di sinilah, praktik toleransi antar umat beragama benar-benar dipraktikkan.