SuaraBali.id - Seorang warga Desa Patas, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali berinisial KS (35) meninggal akibat suspek rabies. Tambahan kasus ini, membuat daftar kematian akibat rabies menjadi 11 orang sejak awal bulan Januari 2022.
Pasien rabies tersebut dinyatakan meninggal dunia pada Senin 28 November 2022 setelah sempat dirawat di RSUD Buleleng.
Disebutkan bahwa Dinas Kesehatan (Dinkes) Buleleng menerima informasi dari RSUD Buleleng bahwa ada pasien datang ke rumah sakit didiagnosis suspek rabies, pada 26 November 2022 sekitar pukul 18.31 wita sore, dengan keluhan demam, pusing, nafas sesak, gelisah, takut air, takut angin, mual.
Sedangkan sebelum dibawa ke rumah sakit, Kepala Dinkes Buleleng, dr Sucipto mengatakan, pasien awalnya mengeluhkan badan meriang, demam dan sakit seluruh tubuh, dan terdapat pembengkakan pada daerah selangkangan.
Baca Juga:Mencicipi Kuliner Kerang Bakar Pedas Manis di Jembrana
"Pasien berobat ke bidan lalu malam hari susah menelan. Awalnya keluarga menyangkal korban pernah digigit anjing, namun kembali dikonfirmasi bahwa korban pernah digigit anjing dengan luka kecil dua bulan lalu," ungkap Sucipto sebagaimana diwartakan beritabali.com - jaringan suara.com.
Anjing yang telah menggigit itu justru dibunuh tapi sayangnya pasien saat itu tidak diberikan Vaksin Anti Rabies (VAR).
"Ya saya menyayangkan korban (pasien) tidak diberikan VAR usai digigit anjing. Padahal anjingnya itu dibunuh tapi kenapa korban tidak diberikan VAR, itu lah yang saya sayangkan," ujar Sucipto.
Direktur Utama (Dirut) RSUD Buleleng, dr Putu Arya Nugraha tidak menampik, ada seorang warga meninggal dengan keluhan suspek rabies. Saat dirujuk, pasien sudah menunjukkan gejala suspek rabies.
Pasien pun sempat dirawat selama dua hari sebelum akhirnya meninggal.
Baca Juga:Song Joong Ki Ada di Bali, Warganet Langsung Mengenali Meski Wajahnya Tertutup
Dari keterangan pihak keluarga, sebut Arya Nugraha, pasien ini memang sebelumnya sempat digigit anjing liar pada bagian jari tangannya.
- 1
- 2