Disakralkan Krama Setempat, Pura Taman Beji Cengana Diyakini Dijaga 5 Bidadari

Toya ini digunakan sebagai pembersihan atau penglukatan bagi krama mengalami ganguan jiwa atau inguh bayu.

Eviera Paramita Sandi
Minggu, 20 November 2022 | 13:00 WIB
Disakralkan Krama Setempat, Pura Taman Beji Cengana Diyakini Dijaga 5 Bidadari
Pengelukatan Pura Taman Beji Cengana

SuaraBali.id - Krama di wilayah Desa Adat Darmasaba maupun krama luar desa percaya bahwa Pura Taman Beji Cengana, Desa Adat Darmasaba bisa memberi anugrah kesembuhan bagi krama menderita sakit Jiwa ataupun inguh bayu.

Bendesa Adat Darmasaba, I Made Suardana, Senin (19/7/2022) menyampaikan, memang ada krama nunas toya atau tirta di pancoran.

Toya ini digunakan sebagai pembersihan atau penglukatan bagi krama mengalami ganguan jiwa atau inguh bayu.

"Ya, dahulu sampai saat ini memang ada saja krama datang melukat mengajak sanak keluarganya yang mengalami gangguan jiwa. Tentu semua tetap dengan keyakinan akan pelugraan Ida sane melingga melinggih disini," jelasnya.

Baca Juga:Niatnya Baik Mau Tunjukkan Keindahan Bali, Bule Ini Tidak Sadar Bikin Geram Warga Saat Manjat Pohon Sakral

Menurutnya ada beberapa krama datang melukat mengaku karena mengalami inguh bayu atau merasa bingung. 

"Ada juga datang mengaku ingin melukat karena pikiran kalut," cetusnya.

Wakil Bendesa Adat Darmasaba, I Nyoman Jinga meyakini bahwa pura tersebut dijaga lima bidadari cantik yang kemunculannya memang sempat telah disaksikan oleh beberapa krama yang tangkil.

"Penghuni di sini, berupa lima bidadari cantik yang kemunculannya disaksikan krama pada rahinan-rahinan tertentu saja. Memang keberadannya sempat disaksikan oleh beberapa krama di desa maupun krama dari luar desa. Datang dari pelinggih di atas kelebutan ataupun pancoran menuju ke arah pancoran," paparnya.

Bagi krama yang berkeinginan datang melukat biasanya membawa haturan berupa Pejati.

Baca Juga:Sakralnya Ayunan Peninggalan Kerajaan di Desa Adat Munggu, Hanya Dimainkan Saat Galungan

Tentu sebelumnya, dengan memanggil atau mendak pemangku desa terlebih dahulu sehingga bisa menghaturkan banten yang dibawa oleh krama yang akan melukat.

Dirinya menambahkan, tidak ada pantangan tertentu datang melukat kecuali tetap bagi wanita dalam keadaan datang bulan tidak dianjurkan datang tangkil.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini