Mitos Soal Gerhana Bulan yang Masih Dipercaya, Mulai Bulan Terluka Sampai Tuhan Marah

Padahal fenomena astronomis langka ini selalu terjadi dan bisa dijelaskan menggunakan ilmu pengetahuan alam.

Eviera Paramita Sandi
Selasa, 08 November 2022 | 16:06 WIB
Mitos Soal Gerhana Bulan yang Masih Dipercaya, Mulai Bulan Terluka Sampai Tuhan Marah
Ilustrasi gerhana bulan - waktu pelaksanaan sholat gerhana bulan. (PIxabay/grey48)

SuaraBali.id - Gerhana bulan di beberapa wilayah di Indonesia akan bisa disaksikan hari ini, Selasa 8 November 2022. Adapun gerhana bulan juga masih membawa mitos-mitos yang dipercaya masyarakat.

Bahkan ada yang bilang merupakan pantangan untuk ibu hamil. Diantara mitos-mitos itu masih ada juga yang meyakini dan melakukan hal-hal supaya terhindar dari kutukan gerhana bulan.

Padahal fenomena astronomis langka ini selalu terjadi dan bisa dijelaskan menggunakan ilmu pengetahuan alam.

Banyak yang meyakini jika seseorang tak menjalani mitos saat gerhana bulan, maka kesialan akan mengikutinya kemanapun.

Akibatnya tak sedikit orang yang rela melakukan hal-hal di luar logika demi terhindar dari malapetaka tersebut.

Inilah beberapa mitos saat gerhana bulan yang berkembang di masyarakat Indonesia.

1. Bulan sedang Terluka

Mitos gerhana bulan yang satu ini berasal dari Suku Hupa yang tinggal di bagian utara California. Mereka percaya bahwa gerhana bulan merupakan kondisi bulan yang terluka karena memancarkan cahaya berwarna merah.

Suku Hupa juga percaya bahwa bulan memiliki sejumlah istri dan memiliki banyak hewan peliharaan. Jika hewan telat diberi makan, bulan akan diserang hingga berdarah.

2. Makanan Terkena Racun

Mitos gerhana bulan yakni makanan terkena racun datang dari masyarakat Jepang pada zaman dahulu. Saat gerhana terjadi, masyarakat Jepang segera menutup sumur maupun tempat penampungan air karena ditakutkan terkontaminasi oleh racun dari cahaya bulan saat gerhana.

3. Tuhan Marah

Masyarakat zaman Yunani kuno mempercayai mitos bahwa terjadinya sebuah gerhana merupakan akibat dari kemarahan Tuhan. Hal tersebut akan menimbulkan bencana yang besar. Dalam bahasa Yunani, gerhana diartikan sebagai enclipse atau ekleipsis yang berarti ditinggalkan.

4. Bulan dan Matahari sedang Bertempur

Mitos gerhana bulan ini berkembang dari orang Batammaliba di Togo dan Benin di Afrika menyebutkan bahwa saat terjadinya gerhana, bulan dan matahari sedang bertempur di langit. Oleh karena itu orang Batammaliba melakukan sebuah ritual untuk menndamaikan kembali agar gerhana segera berhenti.

5. Ibu Hamil Harus Bersembunyi

Mitos ini berkembang dan dipercayai masyarakat Indonesia hingga saat ini. Ibu hamil dilarang keluar rumah untuk melihat bulan karena ditakutkan bayi terlahir dengan sebuah kelainan. Ibu hamil juga tak boleh menggunakan pisau saat terjadi gerhana atau anaknya yang lahir akan terlihat sumbing.

Beberapa mitos saat gerhana bulan di atas mungkin terdengar tak masuk akal. Namun, mitos-mitos tersebut ternyata masih diyakini oleh masyarakat Indonesia hingga saat ini.

Terlepas dari mitos saat gerhana bulan, perlu diketahui bahwa fenomena gerhana bulan cukup jarang terjadi. Moms bisa mengamati gerhana bulan total dengan mata telanjang tanpa perlu khawatir dampak buruk yang akan ditimbulkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini