Sejarah Gejer Bali, Gempa Bumi Besar Tahun 1815 yang Porak Porandakan Buleleng

Seluruh pulau Bali bergetar akibat gempa bumi ini, sehingga disebut juga "Gejer Bali" yang artinya Bali bergetar.

Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 29 Oktober 2022 | 12:00 WIB
Sejarah Gejer Bali, Gempa Bumi Besar Tahun 1815 yang Porak Porandakan Buleleng
Gambar Pulau Bali

SuaraBali.id - Sebuah peristiwa gempa bumi besar di tahun 1815 menjadi sejarah yang tak terlupakan di Buleleng, Bali.

Pada peristiwa yang dikenal dengan nama Gejer Bali ini, pusat gempa bumi diperkirakan berada di laut sebelah utara kerajaan Buleleng di Bali utara.

Dampaknya, Ibukota Buleleng yaitu Singaraja mengalami kerusakan parah.

Seluruh pulau Bali bergetar akibat gempa bumi ini, sehingga disebut juga "Gejer Bali" yang artinya Bali bergetar. 

Baca Juga:Sungai Yeh Ho Tabanan Kembali Makan Korban, Pria Paruh Baya Diduga Tenggelam

Namun bukan hanya terasa di Bali, gempa bumi kuat ini juga dirasakan hingga Surabaya, Lombok, bahkan Bima.

Seorang ahli sejarah AAN Sentanu di Puri Ayodya Singaraja memaparkan secara lebih rinci bahwa  pada hari Rabu umanis kurantil tahun Saka 1737 yaitu 22 November 1815 tersebut melalui sebuah naskah yang tersimpan.

Kejadian ini terjadi menjelang tengah malam, gempa bumi besar mengguncang. Getaran gempa bumi mengakibatkan pegunungan retak longsor dengan suara menggelegar seperti guntur.

Longsoran pegunungan lantas menimpa ibukota Buleleng, Singaraja.

Desa-desa turut tersapu  hingga ke laut. Bencana ini mengakibatkan 10.523 orang meninggal. Kala itu pejabat-pejabat penting di kerajaan turut menjadi korban, namun Raja Buleleng I Goesti Angloerah Gde Karang selamat.

Baca Juga:Nekat Naik Gunung Agung Tanpa Pemandu, Dua Bule Inggris Tersesat

Tertulis pula dalam Babad Ratu Panji Sakti yang dan Babad Buleleng yang tersimpan di Museum Gedong Kirtya. Babad adalah catatan resmi kerajaan-kerajaan di Bali tentang kejadian sejarah.

Dalam kedua Babad tersebut, lebih dituturkan tentang bencana susulan pasca gempabumi yaitu longsor dan air bah. Gempa bumi besar 22 November 1815 ini ditengarai juga menimbulkan Tsunami.

Laporan di dalam Catalogue of Tsunami on the Western Shore of the Pasific Ocean yang disusun oleh S.L. Soloviev dan CH.N. Go mendeskripsikan adanya air laut yang naik dan menerjang daratan dalam jangkauan yang luas pascagempa bumi.

Tak ayal, 1.200 orang jadi korban akibat bencana air laut yang menerjang daratan ini. Dulu, belum dikenal istilah Tsunami di masyarakat Bali.

Katalog lain milik Tsunami Laboratory di Intitute of Computational Mathematics and Mathematical Geophysics, Rusia menyatakan bahwa gempa bumi Gejer Bali 1815 memicu Tsunami.

Mereka meyakini peristiwa tersebut sebagai Tsunami dengan tingkat validitas 75 persen yang disebabkan oleh aktivitas gempa bumi tektonik dan longsoran tanah (Tectonic-Landslide).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini