The White Balance : Sebuah Dokumentasi Nyata Tragedi Bom Bali 1 Dari Kamera Jurnalis

Kondisi sekitar ground zero porak poranda dan hancur berantakan, Sigit tidak bisa membayangkan dahsyatnya kekuatan bom yang meledak.

Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 17 September 2022 | 08:30 WIB
The White Balance : Sebuah Dokumentasi Nyata Tragedi Bom Bali 1 Dari Kamera Jurnalis
Warga berdoa saat peringatan 19 tahun tragedi bom Bali di Monumen Bom Bali, Badung, Bali, Selasa (12/10/2021). [ANTARA FOTO/Fikri Yusuf]

“Alasannya karena pemda Bali maupun Pemerintah Indonesia belum pernah membuat video dokumenter kasus Bom Bali secara resmi.

Gagasan tersebut disampaikan kepada Profesor Peter Manning, mentornya yang sekaligus merupakan seorang praktisi televisi terkenal di Australia.

“Saya mendedikasikan dokumenter ini khususnya untuk masyarakat Bali, para korban dan keluarga korban serta masyarakat internasional yang cinta damai. Tidak lupa kepada 22 negara yang warganya ikut menjadi korban Bom Bali, semoga dokumenter ini dapat menjadi tali pengikat rasa solidaritas kemanusiaan di antara kita sebagai masyarakat internasional,” papar dia

Dirinya menjelaskan tujuan membuat video dokumenter memberikan gambaran utuh, peledakan Bom di Bali 12 Oktober 2002 telah membawa dampak dan pengaruh yang luas terhadap berbagai aspek kehidupan seperti sosial, perekonomian, keamanan dan pariwisata.

Baca Juga:AJI Denpasar Dan IJTI Bali Gelar Pemutaran Film The White Balance 20 Tahun Bom Bali

Dokumenter bersifat idealis dan profesional lahir dari sebuah semangat idealisme untuk mendokumentasikan sebuah tahapan dalam proses perjalanan sejarah Bali dan bangsa Indonesia.

“Dokumenter ini bukan merupakan sebuah “pembelaan” ataupun “perlawanan” terhadap suatu kelompok tertentu, sehingga dibuat secara lugas dan faktual dengan alur cerita bersifat kronologis sejak ledakan Bom terjadi,” kata dia

Ia memberikan judul dokumenternya dengan sebutan White Balance yang merupakan suatu istilah teknis dalam kamera video.

White Balance berfungsi menyesuaikan warna agar gambar yang dihasilkan kamera sesuai warna aslinya.

Kesalahan dalam melakukan White Balance akan berakibat warna yang dihasilkan kamera menjadi salah, warna biru bisa menjadi merah, warna putih bisa menjadi hijau dan sebagainya.

White Balance memberikan referensi obyektif tentang warna sebuah objek, sedangkan dalam persepsi masing-masing orang, warna putih belum tentu putih dan warna hitam belum tentu hitam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini