The White Balance : Sebuah Dokumentasi Nyata Tragedi Bom Bali 1 Dari Kamera Jurnalis

Kondisi sekitar ground zero porak poranda dan hancur berantakan, Sigit tidak bisa membayangkan dahsyatnya kekuatan bom yang meledak.

Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 17 September 2022 | 08:30 WIB
The White Balance : Sebuah Dokumentasi Nyata Tragedi Bom Bali 1 Dari Kamera Jurnalis
Warga berdoa saat peringatan 19 tahun tragedi bom Bali di Monumen Bom Bali, Badung, Bali, Selasa (12/10/2021). [ANTARA FOTO/Fikri Yusuf]
Jurnalis Sigit Purwono ketika ditemui di rumahnya di daerah Panjer, Denpasar Selatan, Bali, Senin, 25 Juli 2022 [Suara.com / Yosef Rian]
Jurnalis Sigit Purwono ketika ditemui di rumahnya di daerah Panjer, Denpasar Selatan, Bali, Senin, 25 Juli 2022 [Suara.com / Yosef Rian]

Sempat Ingin Segera Pergi dari Bali

Seusai proses peliputan dari Kuta dan pulang ke rumah Minggu pagi (13 Oktober 2002 ) sekitar pukul 05.00 wita, Sigit langsung menemui istri dan mengajaknya untuk pulang ke Jawa. Ia sempat terbesit dipikiran untuk segera meninggalkan Bali.

“Saya katakan bahwa kita harus keluar dari Bali hari itu juga. Saya menyuruh istri untuk segera mencari tiket pesawat atau bus, agar sekeluarga dapat keluar dari Bali. Saya tidak ingin melihat pengalaman buruk di daerah-daerah konflik akan menimpa kami. Tetapi istri saya tetap bertahan, tidak mau meninggalkan Bali hari itu juga. Sejak itulah beberapa hari kemudian saya merasa tidak nyenyak tidur karena selalu dihinggapi perasaan takut, khawatir dan trauma,” tutur dia

Namun kekhawatirannya tidak terbukti, lambat laun masyarakat Bali baik dari berbagai suku, agama, dan kebangsaan bahu membahu bangkit bersama untuk membangun Bali kembali.

Baca Juga:AJI Denpasar Dan IJTI Bali Gelar Pemutaran Film The White Balance 20 Tahun Bom Bali

Dokumenter ini menjadi bukti kecintaan kami terhadap Bali, meski saya harus mengerjakan proses pasca produksi ini secara “single fighter” sekitar empat tahun.  Dia menjelaskan ide pembuatan dukumenter ini muncul sekitar pertengahan tahun 2004 ketika dia sedang belajar di Australia, sebagai seorang kamerawan TV yang mengikuti kasus Bom Bali sejak awal, tiba-tiba muncul keinginan untuk membuat sebuah dokumenter yang dapat menjadi referensi asli bagi siapa saja yang ingin mengetahui kasus ini.

“Alasannya karena pemda Bali maupun Pemerintah Indonesia belum pernah membuat video dokumenter kasus Bom Bali secara resmi.

Gagasan tersebut disampaikan kepada Profesor Peter Manning, mentornya yang sekaligus merupakan seorang praktisi televisi terkenal di Australia.

“Saya mendedikasikan dokumenter ini khususnya untuk masyarakat Bali, para korban dan keluarga korban serta masyarakat internasional yang cinta damai. Tidak lupa kepada 22 negara yang warganya ikut menjadi korban Bom Bali, semoga dokumenter ini dapat menjadi tali pengikat rasa solidaritas kemanusiaan di antara kita sebagai masyarakat internasional,” papar dia

Dirinya menjelaskan tujuan membuat video dokumenter memberikan gambaran utuh, peledakan Bom di Bali 12 Oktober 2002 telah membawa dampak dan pengaruh yang luas terhadap berbagai aspek kehidupan seperti sosial, perekonomian, keamanan dan pariwisata.

Dokumenter bersifat idealis dan profesional lahir dari sebuah semangat idealisme untuk mendokumentasikan sebuah tahapan dalam proses perjalanan sejarah Bali dan bangsa Indonesia.

“Dokumenter ini bukan merupakan sebuah “pembelaan” ataupun “perlawanan” terhadap suatu kelompok tertentu, sehingga dibuat secara lugas dan faktual dengan alur cerita bersifat kronologis sejak ledakan Bom terjadi,” kata dia

Ia memberikan judul dokumenternya dengan sebutan White Balance yang merupakan suatu istilah teknis dalam kamera video.

White Balance berfungsi menyesuaikan warna agar gambar yang dihasilkan kamera sesuai warna aslinya.

Kesalahan dalam melakukan White Balance akan berakibat warna yang dihasilkan kamera menjadi salah, warna biru bisa menjadi merah, warna putih bisa menjadi hijau dan sebagainya.

White Balance memberikan referensi obyektif tentang warna sebuah objek, sedangkan dalam persepsi masing-masing orang, warna putih belum tentu putih dan warna hitam belum tentu hitam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini