Mengenal Arak Bali Jadi Souvenir KTT G20

Meskipun namanya arak yang berkonotasi minuman mengandung alkohol, bukan berarti arak ini digunakan untuk sarana atau ajang mabuk-mabukan.

Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 10 September 2022 | 10:00 WIB
Mengenal Arak Bali Jadi Souvenir KTT G20
Perajin arak Bali Iwak Arumery Ida Ayu Puspa Eny saat mengenalkan produk yang menjadi suvenir KTT G20 di Denpasar, Jumat (9/9/2022). [ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari]

SuaraBali.id - Arak Bali, kini semakin terkenal hingga terpilih menjadi salah satu suvenir dalam rangkaian KTT G20 di Bali. Arak Bali sendiri adalah minuman alkohol hasil fermentasi khas Pulau Dewata.

Arak Bali buatan perajin di Denpasar pun kini masuk dalam KTT G20 sebagai souvenir.

Meskipun namanya arak yang berkonotasi minuman mengandung alkohol, bukan berarti arak ini digunakan untuk sarana atau ajang mabuk-mabukan.

Arak Bali berbahan dasar arak jung atau arak rempah. Arak ini merupakan kekayaan budaya lokal zaman kuno atau untuk pengobatan, terutama untuk sakit batuk, flu, atau sariawan, dengan manfaat sebagai penghangat tubuh.

Baca Juga:Ratusan Nama Dicatut Parpol Dan Masuk Dalam Sipol Padahal Bukan Anggota Atau Pengurus

Sehingga, leluhur Bali itu meracik arak, terutama diniatkan untuk sarana kesehatan.

Arak Bali yang disajikan di ajang G20 ini diproduksi langsung dari petani lokal di beberapa kecamatan di Kabupaten Karangasem, yang berbahan lontar, jaka, dan kelapa untuk kemudian diramu dengan rempah-rempah, madu, hingga buah-buahan.

Gubernur Bali telah menetapkan melalui Pergub Nomor 1 tahun 2022 bahwa koperasi mengumpulkan arak dari petani, kemudian diproses dengan inovasi agar "naik kelas".

Arak murni dari petani diawetkan dulu agar baunya hilang, lalu campur rempah, buah dan madu. Hasil campuran itu disimpan enam bulan, setelah itu baru dibawa ke pabrik dan baru dapat dikonsumsi.

Sedangkan buah yang jadi campuran arak Bali antara lain Iwak Arumery, antara lain mangga, jeruk bali, nanas, kopi, ragam jenis beri, bunga telang, hingga kurma. Untuk rempah, Puspa kerap memanfaatkan jahe merah, vanili, kayu manis dan cengkeh.

Baca Juga:Positif Covid-19, Farel Prayoga Batal Manggung di Denpasar Karena Harus Isoman

Arak campuran produk Bali itu aman dikonsumsi karena sudah mendapatkan sertifikasi dari BPOM.

Di galeri arak Bali di Denpasar, seorang perajin menghadirkan berbagai rasa untuk dicoba secara gratis oleh siapapun yang berkunjung. Penyajian itu menjadi salah satu upaya dalam mengenalkan arak kesehatan kepada masyarakat, hingga akhirnya terdengar sampai di kalangan kementerian.

Pada Agustus 2022, arak produksi Puspa terpilih untuk menjadi suvenir rangkaian KTT G20, yakni pertemuan yang diadakan Kementerian Kesehatan "Health Working Group" (HWG) dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak "Ministerial Conference on Women’s Empowerment" (MCWE).

Dalam dua rangkaian KTT G20 itu, disiapkan masing-masing 50 botol arak Bali dengan volume 750 mililiter yang terbagi menjadi lima varian rasa, yaitu manggis, kopi, beri (storberi, bluberi, rasberi), origin (rempah), dan ameritha (murni).

Lima varian tersebut merupakan rasa unggulan yang telah berpita cukai, sehingga dapat diedarkan. Puspa mengatakan, suvenir ini diberikan hanya untuk jajaran menteri G20, sehingga jumlahnya terbatas.

Namun, selama pertemuan juga disediakan sampel dan arak Bali yang dijual, sehingga para delegasi yang tak mendapat suvenir langsung dapat membeli di lokasi pertemuan.

Untuk KTT G20 ke depannya atau puncaknya ada kemungkinan kembali dijadikan suvenir, sebagaimana diwacanakan oleh pejabat di Kemenparekraf. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini