Pasrahnya Rakyat Kecil di Tengah Isu Kenaikan Harga BBM, Driver Ojol: Ini Aja Udah Pas-pasan, Apalagi Naik

Nasib pengemudi ojek online dan sopir angkot kian terjepati dengan rencana pemerintah yang akan menaikan harga BBM bersubsidi jenis pertalite dan solar.

Chandra Iswinarno
Jum'at, 26 Agustus 2022 | 19:16 WIB
Pasrahnya Rakyat Kecil di Tengah Isu Kenaikan Harga BBM, Driver Ojol: Ini Aja Udah Pas-pasan, Apalagi Naik
Ilustrasi SPBU. (Shutterstock)

"Saya ndak tahu lah, ini saja sudah sepi, apalagi kalau (harga BBM) naik," ujarnya.

Ramia mengaku sudah jarang mendapatkan penumpang. Bahkan dengan tarif angkot Rp5.000, Ramia hanya bisa mendapat tiga penumpang dalam sehari. Kini, ia hanya bisa lebih mengharapkan penumpang menyewa angkot yang ditariknya.

"Kalau dapat (penumpang) charter, bisa dapat Rp50 ribu, Rp25 ribunya saya pakai beli bensin," ujar pria yang sudah menjadi sopir angkot sejak tahun 1974 itu.

Isu kenaikan harga BBM bersubsidi terus mencuat dalam beberapa waktu belakangan ini.

Baca Juga:Nelayan Aceh Minta Pemerintah Tunda Kenaikan Harga BBM: Sekarang Saja Sulit Dapat Pertalite

Sopir Angkot di Bali, Made Ramia hanya bisa pasrah dengan kebijakan pemerintah yang akan menaikan harga BBM bersubsidi. [Suara.com/Yonanta Udawanda]
Sopir Angkot di Bali, Made Ramia hanya bisa pasrah dengan kebijakan pemerintah yang akan menaikan harga BBM bersubsidi. [Suara.com/Yonanta Udawanda]

Kekinian, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, kuota bahan bakar Pertalite berpotensi akan habis pada akhir September dan Solar berpotensi akan habis pada akhir Oktober jika tidak ada tindakan tertentu terhadap subsidi dan konsumsi.

Bahkan, Sri Mulyani membeberkan, data yang menyebut hampir sekitar 80 persen anggaran BBM bersubsidi jenis Pertalite dinikmati orang kaya. Hal tersebut diungkapkannya saat menggelar konferensi pers di Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

"Dari subsidi Pertalite Rp93,5 triliun ini 80 persen dinikmati oleh rumah tangga yang relatif mampu bahkan sangat kaya," katanya pada Jumat (26/8/2022).

Sejumlah 80 persen tersebut, lanjut Sri Mulyani, setara dengan Rp60 triliun lebih. Artinya, anggaran subsidi Pertalite ini hampir seluruh dinikmati orang pemilik mobil. Sementara sisanya sebesar 20 persen hanya dikonsumi oleh pemilik motor.

Sedangkan untuk konsumsi Solar, penikmat subsidi ini lebih gila lagi. Hampir 95 persen dinikmati orang kaya, sementara sisanya 5 persen baru orang miskin.

Baca Juga:Harga Minyak Dunia Bakal di Atas USD100 Per Barel, Jadi Alasan Pemerintah Naikkan Harga BBM

"Untuk masyarakat tidak mampu hanya mencapai 5 persen sementara 95 persen dinikmati oleh orang-orang mampu dari nilai subsidi mencapai Rp149 triliun," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini