"Kalau dibilang rindu sih, rindu (kampung halaman) namanya juga ari-ari ada di sana", keluhnya.
Ia bermimpi memiliki keinginan untuk memiliki rumah pribadi semisal BTN (rumah subsidi). Sebab jika kembali ke kampung halaman harus memulai dari nol.
"Berharap bisa keluar dari sini kalau anak-anak udah besar", mimpinya.
Senada dengan itu, Nur Aini juga mengaku rindu dengan tanah kelahiran di Selong, Kecamatan Selong, Lotim.
Baca Juga:Videonya Sempat Viral, Bule Spanyol dari Bali Dikira Jadi Pengamen di Mandalika
Ibu beranak empat ini harus membesarkan buah hatinya di pengungsian. Betapa tidak, sebelum ke Transito juga harus tinggal di sebuah kontrakan.
"Saya dari tahun 2006 disini", katanya.
Meskipun tinggal di pengungsian, Aini bersyukur anak pertamanya bisa melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi.
"Mereka semuanya bersekolah", katanya.
Aini juga mengakui sering mengunjungi daerah asal. Meskipun dalam waktu yang cukup singkat. Seiring berjalannya waktu, beberapa pengungsian dibantu keluarga tinggal di luar kota.
Baca Juga:Viral Video Jambret di Mataram Tarik Kalung Warga di Rumahnya, Aksinya Cepat
Para pengungsi ini pun berharap suatu saat kehidupan mereka akan berubah lebih baik, merasakan bermasyarakat tanpa prasangka dan terwujudnya mimpi untuk kembali kepada handai taulan di kampung halaman.