Kekacauan di Sri Lanka, Presiden Kabur Kini Perdana Menteri Dituntut Mundur

Upaya polisi menembakkan gas air mata pun seakan tak bisa menghalau kerumunan massa.

Eviera Paramita Sandi
Kamis, 14 Juli 2022 | 07:20 WIB
Kekacauan di Sri Lanka, Presiden Kabur Kini Perdana Menteri Dituntut Mundur
Demonstran melakukan aksi protes di lingkungan Sekretariat Presiden, setelah Presiden Gotabaya Rajapaksa kabur di tengah krisis ekonomi yang melanda negara tersebut, di Kolombo, Sri Lanka, Sabtu (9/7/2022). [Dok.Antara]

SuaraBali.id - Kaburnya Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa negaranya membuat krisis di Sri Lanka semakin mengerikan. Kini beberapa jam setelah kaburnya sang Presiden ratusan orang menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe.

"Ranil pulang!" teriak para pengunjuk rasa sebelum menyerbu kantor perdana menteri.

Upaya polisi menembakkan gas air mata pun seakan tak bisa menghalau kerumunan massa.

Selama Rajapaksa tidak ada, Wickremesinghe yang bertindak sebagai presiden.

Ia mengatakan dalam sebuah pernyataan video bahwa dia sedang dalam proses untuk mengumumkan keadaan darurat nasional.

Para pengunjuk rasa melihatnya sebagai sekutu Rajapaksa dan ingin dia mundur

"Kami ingin Ranil mundur," kata S Shashidharan (30), yang mengatakan dia ditembak dengan gas air mata di luar kantor perdana menteri sehari sebelumnya.

"Tangkap semua orang yang membantu Gota (presiden) melarikan diri. Kami ingin uang yang dicuri dari kami kembali." Pekik pengunjuk rasa.

Kantor perdana menteri yang merupakan bangunan era kolonial bercat putih, dengan tangga kayu berornamen yang menghubungkan dua lantainya dan halaman rumput di luarnya penuh sesak dengan pengunjuk rasa.

Bahkan mereka bentrok dengan pasukan keamanan selama sekitar tiga jam dan akhirnya menerobos gerbang besar hitam kompleks itu sekitar pukul 14.00 waktu setempat.

Di halaman, sekelompok pengunjuk rasa damai berkumpul sambil menyanyikan lagu-lagu revolusioner Sinhala, sementara personel militer bersenjata duduk di dalam ruangan berpendingin di dekatnya

Personel keamanan bersenjata lainnya mengantar pengunjuk rasa melewati ruang lapang di lantai atas, tempat Reuters mewawancarai Wickremesinghe pada akhir Mei.

Perabotan mewah telah didorong ke sudut dan akses ke kantor utama Wickremesinghe, yang bersebelahan dengan tangga, ditutup. (Sumber: Antara/Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini