Ia mengatakan bahwa hal itu dilakukannya sebagai bagian dari menghormati sang menantu yang berbeda keyakinan.
“Kalau masak saya nggak pernah masak yang berbahan babi, kan kita hormati ada keluarga yang beda keyakinan,” paparnya.
Dirinya juga mengungkapkan jika saat memasak kudapan khas Bali seperti lawar ataupun ayam betutu tersebut, sang menantu seringkali ikut membantu.
“Kadang menantu ikut bantu-bantu masak ya,” ujar dia.
Baca Juga:Senang Cucunya Lahir Laki-laki, Nenek di Bali Ini Naur Sesangi Dengan Hadirkan Okokan
Ia mengaku bahwa pelaksanaan Galungan kali ini, lanjut dia, sangat bermakna karena diadakan tak jauh dari perayaan Idul Fitri yang berjarak kurang lebih sebulan.
Ia justru memaknai bahwa saat-saat ini harus mawas diri, lebih instrospeksi, dan lebih bisa menjaga keharmonisan antar umat beragama.
“Kan ini jarak Galungan sama Lebaran enggak jauh, sama-sama hari kemenangan, bisa dikatakan jadi momentum kebersamaan lah,” ucapnya.
“Kita bahkan banyak belajar tentang hal ini, dan lebih meningkatkan rasa toleransi, hormat menghormati dengan agama lain," sambungnya.
Di sisi lain, sang anak Ida Ayu Novi mengaku, perbedaan sendiri bukan merupakan hal yang tabu di keluarga mereka
Baca Juga:Potret Miris Perantau Yang Tak Bisa Pulang Saat Galungan, Makan Nasi Beserta Kertas Tulis Lauk
Novi mengaku tak pernah merasa punya hambatan berinteraksi dalam keluarganya, ia menduga, karena keluarga besarnya sudah tidak tabu dengan keberagaman.