SuaraBali.id - Masyarakat diminta untuk mewaspadai potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang di sejumlah provinsi termasuk Bali pada Rabu (8/6/2022).
Hal ini dikemukakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam sistem peringatan dini cuaca.
Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang seperti di Aceh, Bali, Bangka Belitung, Banten, Bengkulu, DKI Jakarta.
Wilayah berikutnya adalah Jambi, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Lampung, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur.
Baca Juga:Tak Ikut Serta di Formula E, Rara Pawang Hujan Sesumbar Diminta Sahroni Tapi Ada Agenda Lain
Selanjutnya Papua, Papua Barat, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Sumatra Selatan.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati sebelumnya mendorong komunitas internasional untuk bergotong-royong membangun Multihazard Early Warning System yang andal guna menghadapi berbagai bencana alam dan perubahan iklim.
Menurut Dwikorita, gotong royong menjadi sebuah pilihan terbaik di tengah situasi global yang tidak menentu akibat pandemi COVID-19.
Kesenjangan antar negara, kata dia, semakin menonjol di mana masyarakat global dan tentunya banyak negara dan pemerintah kewalahan dengan krisis ekonomi global dan nasional.
"Pandemi secara serius telah mengurangi kapasitas dan kemampuan pemerintah dan negara secara umum dalam semua aspek kehidupan, terutama aspek sosial ekonomi. Ketahanan sosial ekonomi menjadi tantangan utama bagi banyak negara," ujar Dwikorita
Baca Juga:Pelajar yang Terseret Arus di Pantai Double Six Ditemukan Meninggal 200 Meter dari TKP
Dwikorita menyebut bahwa tantangan tersebut semakin berat dan kompleks seiring dampak perubahan iklim yang juga semakin nyata dan dinamika lempeng tektonik planet bumi yang menunjukkan tren peningkatan keaktifan.
Akibat perubahan iklim, peristiwa ekstrem semakin sering terjadi dengan intensitas yang lebih tinggi dan durasi yang lebih lama.
"Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) sendiri memproyeksikan bumi akan mengalami pemanasan jangka pendek hingga 1,5 derajat celsius di atas tingkat pra-industri lima tahun ke depan atau tahun 2026. Proyeksi tersebut memiliki peluang mencapai 50 persen," kata dia. (ANTARA)