243 Ternak di Lombok Timur Terserang PMK, Berpotensi Menimbulkan Gejolak Sosial

Sebanyak 243 ternak di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), dinyatakan tertular penyakit mulut dan kuku (PMK)

Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 14 Mei 2022 | 17:00 WIB
243 Ternak di Lombok Timur Terserang PMK, Berpotensi Menimbulkan Gejolak Sosial
Hewan Ternak Sapi [ANTARA]

SuaraBali.id - Sebanyak 243 ternak di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), dinyatakan tertular penyakit mulut dan kuku (PMK). Hal ini pun berpotensi menimbulkan gejolak sosial.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lombok Timur Ir Mashyur dikutip dari keterangan resminya di Selong, Sabtu (14/5/2022) mengatakan bahwa data terakhir di Lombok Timur, terdapat 243 ternak yang telah terkonfirmasi terserang PMK.

Virus ini menyerang ratusan sapi dan menyebar di Kecamatan Aikmel. Namun demikian telah sembuh 92 ekor, Kecamatan Suela 26 ekor sembuh dan 10 ekor masih dirawat, Labuhan haji enam ekor, Kacamatan Montong Gading dua ekor sembuh, Wanasaba 43 ekor sembuh delapan ekor masih dirawat dan Kecamatan Selong satu ekor.

"Di Pringgabaya dua ekor, Potong Paksa satu ekor. Sudah banyak yang sembuh," katanya.

Perlu diketahui PKM adalah penyakit hewan yang bersifat akut dan memiliki angka kesakitan mencapai 90-100 persen pada hewan berkuku belah, seperti sapi, kerbau, kambing, domba dan babi serta penyebarannya sangat cepat.

Namun penyakit ini tidak bersifat zoonosis (tidak menular/aman pada manusia).

"Kita sudah melakukan beberapa langkah preventif jauh hari sebelum adanya kasus baru dengan menggerakkan seluruh dokter hewan yang ada di Lombok Timur," katanya.

Pemerintah Kabupaten Lombok Timur akan segera menutup pasar hewan pada Senin mendatang selama tiga pekan. Selain itu menutup setiap kandang peternakan untuk sementara.

Langkah ini dinilai merupakan satu-satunya cara memutus rantai penyebaran saat ini, di samping mengupayakan vaksin untuk ternak.

"Satu-satunya cara untuk memutus rantai penyebaran adalah dengan menutup semua akses yang membatasi mobilitas peternak," katanya.

Peredaran ternak di kabupaten, kata Mashyur, merupakan wewenang Provinsi NTB, dengan demikian diharapkan wabah ini menjadi pembelajaran berharga

Dirinya juga mengimbau peternak agar tidak panik serta bersabar. Karena adanya wabah ini peternak diminta tidak menjual ternaknya dengan harga rendah, terlebih potensi kesembuhan dari PMK di Lombok Timur tergolong tinggi.

"Para peternak agar tidak panik dulu, perbanyak sabar serta tingkatkan kewaspadaan dengan mematuhi segala arahan pemerintah," katanya. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak