SuaraBali.id - Rani Arvila (24) dikejutkan dengan guncangan gempabumi saat tengah tidur terlelap pada Sabtu (19/2/2022) dini hari sekitar pukul 03.32 Wita. Ia merasakannya di tempat tinggalnya yaitu di Buleleng, Bali.
Guncangan gempabumi ia rasakan cukup kencang selama beberapa detik, hingga ia terbangun dan menyadari bahwa itu gempabumi langsung ia bersama keluarga lari terbirit-birit ke luar rumah mencari tempat yang aman.
"Benar saya merasakan guncangan gempabumi, saat sedang tertidur dini hari tadi merasakannya sekitar jam setengah 4, langsung semua satu keluarga di rumah lari terbirit-birit keluar rumah di halaman, semua panik," ucap Rani kepada SuaraBali.id.
Sementara itu, pihak Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan keterangan resmi bahwa benar telah terjadi gempabumi tektonik mengguncang wilayah Buleleng sekitar pukul 03.32 Wita.
Episenter gempabumi terletak pada koordinat 8,28° LS; 114,79° BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 22 km timur laut Jembrana, Bali pada kedalaman 10 km.
"Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi tektonik berkekuatan magnitudo 3,1 dan hasil pemodelan tsunami dengan sumber gempabumi tektonik menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi Tsunami," jelas Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar Cahyo Nugroho, SE, Ssi dalam keterangannya pagi ini.
Cahyo menjelaskan, jenis dan mekanisme gempabumi dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal.
Sedangkan dampaknya, gempabumi tersebut berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan dirasakan di wilayah Buleleng II MMI.
"Skala II MMI ini getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang," ungkapnya
Cahyo menyebut hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut, serta dari monitoring BMKG pada pukul 04.01 Wita belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan.
Kepada masyarakat, Cahyo mengimbau untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya. Selain itu, warga juga diimbau menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah," pesannya.
Cahyo menambahkan agar masyarakat berpatok pada sumber informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.
Sementara itu, Koordinator Bidang Observasi BBMKG Wilayah III Denpasar, Dwi Hartanto menambahkan bahwa telah terjadi 6 kali rentetan gempa di wilayah Buleleng sengan skala Magnitudo 1,7 - 3.1.
"Sudah 6 kali rentetan gempabumi yang terjadi di wilayah Buleleng, tapi itu bukan gempa susulan, kalau gempa susulan biasanya di dahului gempa utama yang besar. Yang terasa tadi pukul 03.32.28 Wita dengan kekuatan M 3.1," paparnya.
Kontributor : Yosef Rian