Keinginan Undang Band Noah, Slank Dan Setia Band di Bau Nyale 2022 Ditanggapi Miring Masyarakat Adat

Berdasarkan hasil sangkep warige (musyawarah adat), puncak Bau Nyale (cacing laut) akan jatuh pada 20 21 Februari 2022 mendatang.

Eviera Paramita Sandi
Kamis, 20 Januari 2022 | 13:49 WIB
Keinginan Undang Band Noah, Slank Dan Setia Band di Bau Nyale 2022 Ditanggapi Miring Masyarakat Adat
Sangkep Warige Bau Nyale 2022 [Foto : Suara.com/Lalu Muhammad Helmi Akbar]

SuaraBali.id - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah berencana akan mengundang sejumlah grup musik (band) ibu kota pada Event Bau Nyale tahun 2022.

Hal tersebut, disampaikannya saat rapat koordinasi Bau Nyale 2022, di lantai 5, Ruang Rapat Bupati, Kantor Bupati Lombok Tengah.

Dalam rapat koordinasi tersebut, Bupati Lombok Tengah H Lalu Pathul Bahri rencananya akan mengundang sejumlah  Band Ibu Kota, seperti Noah, Slank, dan Setia Band.

"Mengundang artis tersebut untuk menggebrak panggung Bau Nyale 2022 sesuai dengan aspirasi masyarakat yang saat ini sudah lelah dengan covid 19 dan butuh hiburan," kata Ketua DPD Gerindra NTB itu.

Berdasarkan hasil sangkep warige (musyawarah adat), puncak Bau Nyale (cacing laut) akan jatuh pada 20 – 21 Februari 2022 mendatang. Tepat sebulan sebelum event MotoGP Mandalika.

Keinginan pemda Lombok Tengah untuk mengundang band Ibu Kota ditanggapi miring oleh Masyarakat Adat Sasak (MAS). Namun pandangan berbeda disampaikan oleh (MAS) terkait rencana Bupati  tersebut.

"Mengenai pertunjukan kesenian atau hiburan kita orang Sasak sangat toleran. Namun akan lebih baik jika dibagi adil, antara kesenian tradisional dan pop mungkin masihlah bisa diterima," kata Dr Lalu Irawan, Wasekjen Majelis Adat Sasak pada Kamis (19/1/2022).

Lalu Irawan berharap pemda Lombok Tengah memberikan porsi yang sama terhadap pegiat seni lokal dan nasional.

"Kalau pertunjukannya berat sebelah, tentu kurang bagus. Jika memang memungkinkan, pemerintah bisa mengatur dengan seksama agar kedua genre itu bisa ditampilkan," ungkap Wasekjen MAS tersebut.

Senada dengan Wasekjen MAS, pandangan sama juga disampaikan Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kabupaten Lombok Tengah.

Lalu Dedi Purnawan, yang membidangi bidang pertunjukan di DKD Lombok Tengah, sangat menyayangkan jika kesenian Sasak tidak ikut ditampilkan dalam event Bau Nyale.

"Kesenian kita seharusnya sih juga ikut tampil, kan ini juga sebagai ajang promosi daerah." Ucap Lalu Dedi.

Bau Nyale sejatinya, kata Dedi, merupakan budaya lokal. Seyogianya pemerintah daerah memberikan ruang bagi kesenian daerah untuk tampil.

“Bau Nyale adalah event lokal, seharusnya kesenian daerah ini yang kita tonjolkan, Jangan dong kita hanya jadi penonton.” tandasnya.

Tradisi Bau Nyale, biasanya akan dilakukan pantai-pantai daerah selatan pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Kontributor : Lalu Muhammad Helmi Akbar

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini