Cerita Amak Merok 17 Bulan Cari Cucunya Ternyata Diajak Jalan Kaki ke Bondowoso

Dia sudah berusaha mencari ke mana-mana selam 17 bulan ini, namun cucu kesayangannya itu tak juga ditemukan.

Eviera Paramita Sandi
Selasa, 11 Januari 2022 | 12:42 WIB
Cerita Amak Merok 17 Bulan Cari Cucunya Ternyata Diajak Jalan Kaki ke Bondowoso
Amak Merok (60), kakek dari bocah bernama Moh Faris asal Dusun Selak Desa Kidang Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah dikabarkan hilang pada September 2022 silam dan ditemukan di Mandalika. [Foto : Suara.com/ Lalu Muhammad Helmi Akbar]

SuaraBali.id - Kisah seorang bocah bernama Moh Faris Alga asal Dusun Selak Desa Kidang Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah dikabarkan hilang pada September 2022 silam. Terhitung sudah 17 bulan bocah ini hilang.

Usianya pada saat itu baru tujuh tahun dan saat itu, Faris kecil tinggal bersama kakek dan neneknya.

Siswa yang masih duduk di kelas 3 SDN Peras Desa Kidang ini membuat heboh warga sekampung. Kakeknya, Amak Merok (60) sangat khawatir dan pasrah.

Dia sudah berusaha mencari ke mana-mana selam 17 bulan ini, namun cucu kesayangannya itu tak juga ditemukan.

"Saya nangis, sedih sekali. Hampir semua warga ikut mencari," kata Merok kepada Suara.com di kediamannya pada Selasa, (11/1/2022).

Kabar hilangnya Faris sejak tahun 2020 lalu hampir membuat ibu dan kakek neneknya pasrah. Bahkan keluarga Faris sempat meminta bantuan balian atau dukun untuk menemukan Faris.

Tiga bulan tak kunjung pulang, ada kabar tentang Faris dibawa oleh laki-laki bernama Narep (30), tetangga Dusun Amak Merok. Narep juga tak kunjung pulang semenjak mengajak Faris untuk bermain-main.

Faris (tengah) saat diserahkan kepada keluarga oleh anggota brimob polres Lombok Tengah yang melakukan penjagaan di Sirkuit Mandalika. [ANTARA/Humas Polres Lombok Tengah]
Faris (tengah) saat diserahkan kepada keluarga oleh anggota brimob polres Lombok Tengah yang melakukan penjagaan di Sirkuit Mandalika. [ANTARA/Humas Polres Lombok Tengah]

"Narep ini kita tahu memang dia kurang normal alias stress. Makanya sering main sama anak-anak di sini," kata Kepala Dusun Selak Desa Kidang Rahman.

Sebelum dibawa pergi oleh Narep kata Rahman, Faris sempat meninggalkan satu nomor telepon yang dia tulis di kamarnya bersama Narep.

Awalnya kata Rahman, nomor telepon itu coba dia hubungi namun tak mendapatkan respons. Setelah beberapa kali ditelepon Kadus Selak, pemilik nomor pun akhirnya menjawab pertanyaan Rahman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak