Ia juga menyoroti serius kasus tersebut. Menurutnya, jumlah 75 peserta pendakian terlalu banyak jika hanya diurusi oleh 4 orang porter saja.
"Tamu ini pingsan karena kehabisan bekal, rombongan ini berangkat dari jakarta berjumlah 75 orang. Porter yang menemani mereka hanya 4 orang. Bayangkan, 75 orang di temani 4 orang porter jelas akan menimbulkan masalah. Apalagi info ke para pendaki tidak detail dan cenderung sembarangan sehingga membuat para pendaki mengentengkan perjalanan mereka," ujarnya.
"Tamu ini pingsan dan tidak sadarkan diri setelah 1,5 hari tidak makan sehingga membuat badannya lemas," lanjutnya.
Ia menghimbau bagi para pendaki yang hendak melakukan pendakian ke Gunung Rinjani agar lebih selektif dalam memilih jasa open trip.
Baca Juga:Air PDAM Kotor Dan Berbau, Warga di Lombok Timur Terpaksa Beli Air per Tangki Rp 500 Ribu
Jasa open trip memang menjadi tren saat ini. Dan kesalahan memilih jasa tersebut, kata Riyal, dapat meninggalkan pahit cerita sedih bagi para wisatawan, tidak hanya pendaki para pelaku service pun sering tertipu.
Mulai dari porter yang tidak dibayar, sampai pada akomodasi penginapan pun juga ada yang tidak dibayar oleh Tour leader yang membawa mereka ke Rinjani.
"Hati-hati ketika anda berencana mendaki Gunung Rinjani, harus selektif dalam menerima informasi. Salah info, dan tergoda dengan harga yang super murah bahkan tidak masuk diakal akhirnya risiko ditanggung sendiri dan dapat membahayakan nyawa anda.
Kontributor : Lalu Muhammad Helmi Akbar
Baca Juga:Bandara Lombok Bakal Naikkan Tarif Parkir Kendaraan Per Januari 2022