SuaraBali.id - Jalan baru yang berbahan batu alam di Catus Pata di Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Bali viral di media sosial. Pasalnya pemasangan batu alam yang awalnya diklaim bertujuan untuk meminimalisir kecelakaan malah menimbulkan kecelakaan.
Proyek ini belum selesai pengerjaannya, namun kecelakaan tunggal pengendara jatuh sudah terjadi sekitar 3 kali. Memang tidak sampai ditangani kepolisian atau pun menyebabkan korban jiwa, namun pemasangan batu alam ini menuai pro kontra.
Informasi dihimpun, di areal proyek Pedestrian Catuspata, sedikitnya sudah terjadi tiga kali kecelakaan. Pemicunya, pemotor tidak memperhatikan gundukan pembatas antara aspal dan batu alam.
Padahal rambu-rambu proyek telah terpampang di sepanjang jalan. Kejadiannya semua di malam hari, karena gundukan kurang terlihat.
"Setahu saya, sudah terjadi tiga kali kecelakaan saat malam hari. Semuanya pengandara sepeda motor," ungkap komang Suartana salah seorang petugas Bankamdes Peliatan, Senin (27/12/2021) sebagaimana diwartakan beritabali.com – Jaringan Suara.com.
Disebutkan, saat malam hari karena belum ada garis loreng sebelum memasuki pedestrian, pemotor cenderung tancap gas. Akibatnya, motornya meloncat hingga terjatuh.
Memang diakuinnya banyak yang menyoroti gundukan yang dinilai terlalu tinggi, tanpa tanda dan keluhan lainnya. Padahal sejatinya, pengerjaan proyek belum selesai dan pemotor yang melintas tentunya harus berhati-hati.
"Pedestrian ini dengan karakter jalan bebatuan, tentunya dimaksudkan agar pengguna jalan pelan-pelan. Ini kok malah tetap tancap gas, ya fatal akibatnya," ujarnya.
Pantauan di lapangan, pedistarian cukup tinggi dari aspal. Menggunakan batu alam dengan struktur bergerigi.
Sehingga ketika berada pada jalur tersebut, pengendara harus ekstra hati-hati. Karena struktur yang bergerigi menyebabkan bisa kehilangan keseimbangan.
- 1
- 2