SuaraBali.id - Unggahan di akun Facebook milik Daryono BMKG, Koordinator Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Pusat Studi Gempa Nasional BMKG menjadi viral setelah adanya empa bumi berkekuatan 7,5 Magnitudo guncang Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Seperti diketahui kemarin, pada Selasa (14/12/2021) sekitar pukul 11.20 WITA, gempa kuat terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Berpusat di NTT dan terasa di NTB hingga Sulawesi. Gempa ini pun sempat berpotensi Tsunami.
Kendati demikian yang terjadi hanya tsunami kecil setinggi 7 cm yang terdeteksi di NTT.
Sedangkan postingan Daryono BMKG pada Senin (13/12/2021) dan sudah dibagikan sebanyak 222 kali tersebut berjudul "Melawan Lupa".
Dan salah satu akun Facebook @ Oshin Maci membagi ulang postingan Daryono juga menulis " kemarin pagi kita semua diingatkan dengan postingan bapak Daryono BMKG, hari ini kejadian, astagfirullah".
Di postingan "Melawan Lupa" Daryono menulis "Hari ini, 29 tahun lalu tepatnya pada 12 Desember 1992 Tsunami Flores. Gempa dahsyat dengan magnitudo M 7,8 yang berpusat di Laut Flores membangkitkan tsunami yang menghancurkan pemukiman di Pulau Babi dan pesisir Utara Flores.
Tsunami menyebabkan korban jiwa setidaknya 2.500 orang meninggal, 500 orang hilang, lebih dari 500 orang menderita luka-luka, dan lebih dari 5.000 orang mengungsi.
Gempa dan tsunami Flores 1992 merusak lebih dari 18.000 rumah, 113 sekolah, dan 90 tempat ibadah. Beberapa kabupaten terdampak bencana ini adalah Sikka, Ngada, Ende, dan Flores Timur".
Postingan Daryono Bmkg selang sehari dengan gempa NTT Selasa (14/12/2021) hari ini, juga mendapat komentar dari akun @Wiwie Bajrasandi.
"Padahal kemarin Pak Daryono BMKG baru posting ini. Hari ini terulang lagi,".
"Bertepatan sekali, cuma beda sehari, tulis @ Nudii.
"Heran juga bisa terulang di hari yang sama, tulis @Thy Megha.
Di kolom komentar @Ronald Sukardi menjelaskan, dua desa hilang akibat gempa Flores tahun 1992. Pulau Sikka dan Pulau Babi. Hampir 60 persen penduduknya tersapu ombak tsunami yang berawal dari surutnya air laut kurang lebih 500 meter.
Masyarakat beramai-ramai masuk untuk mengambil ikan yang menggelepar di pasir akibat surutnya air laut.
Dan untuk gempa NTT Selasa (14/12) hari ini, dalam postingannya, Profesor Daryono yang lulusan Universitas Udayana dan Universitas Gajah Mada ini menerangkan, dengan memperhatikan mekanisme sumber yang berupa sesar geser maka gempa laut Flores M7,4 ini tidak dipicu Sesar naik Flores (Flores Thrust). Dan gempa laut Flores M7,4 ini menimbulkan kerusakan di pulau Selayar Sulawesi Selatan.