SuaraBali.id - Cuaca buruk menyebabkan 8 penerbangan dari dan ke Bandara I Gusti Ngurah, Rai, Bali, terdampak, Minggu (5/12/2021) malam. Ada empat penerbangan yang gagal mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Adanya pesawat yang gagal mendarat di Bali ini juga sempat viral di media sosial. Diunggah oleh akun Tiktok princess_mikhayla_kyle, video kepanikan penumpang dalam kabin pesawat terlihat dalam video.
Dalam video tersebut pengunggah menuliskan “gagal landing di bali karena cuacanya jelek& akhirnya kembali ke jkt sampai memicu keributan. Ribut di pesawat lah emang cuacanya jelek mau gmn petugas udara kan cuma menjalankan tugas sesuai aturan. Gw mah yang penting selamat meskipun kerjaan berantakan anggap aja bukan rezeki.”.
Video di Tiktok itupun panen beragam respons. Sebanayak 201,4 ribu warganet menandai suka, 12,2 ribu lainnya berkomentar dan 10,3 ribu membagikannya di WhatsApp.
Baca Juga:Cuaca Ekstrem Akibatkan Banjir yang Genangi Rumah 404 KK di Lombok Barat
Adapun di sebelumnya dalam aplikasi flightradar24 diketahui pesawat Super Air Jet No IU 754 berputar putar di atas perairan pulau bali sampai melakukan aksi Return to Base.
Dikonfirmasi terkait hal ini, Humas Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali Taufan Yudhistira mengatakan ada tiga pesawat divert atau pengalihan pendaratan. Kemudian satu pesawat kembali ke bandara asal atau return to base (RTB).
Ia merinci pesawat dari Makassar tujuan Bali yang harusnya mendarat pukul 20.40 Wita, dialihkan ke Cengkareng, Jakarta. Lalu Bandung-Bali dialihkan ke Surabaya dan satunya Cengkareng-Bali dilaihkan ke Surabaya.
Sementara satu pesawat RTB rute Jakarta-Bali yakni Super Air Jet yang dijadwalkan mendarat pukul 17.40 Wita.
Akibatnya ad 4 penerbangan dari Bali ke Cengkareng harus mengalami penundaan atau delay. Setelah cuaca membaik pesawat itu akhirnya diberangkatkan.
"Untuk hari ini dari tadi pagi tak ada penerbangan yang tertunda dan berjalan normal," katanya dihubungi, Senin (6/12/2021).
Prakirawan BMKG Wilayah III Denpasar Diana Hikmah mengatakan sejak Minggu malam hingga Senin pagi memang terjadi hujan lebat di wilayah Bali Selatan dan Tengah. Curah hujannya sekitar 187,5 milimeter dan masuk kategori ekstrem.
Hal ini karena ada pola konvergesi yang terbentuk di wilayah Bali. Sehingga masa udara terkumpul di Bali dan berpotensi terbentuk awan hujan.
"Konvergensi adalah pola pertemuan angin di wilayah Bali. Denpasar sendiri dari data curah hujan kemarin hingga pagi sebesar 187,5 milimeter dan masuk kategori ekstrem," katanya.
Ia mengimbau warga tetap waspada cuaca ekstrem yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Sebab pola komvergensi ini masih ada dan berpotensi hujan lebat hingga malam nanti.
Bencana yang harus diwaspadai yakni banjir dan tanah longsor.
"Tapi dua hari ke depan menurun. Ada penurunan," kata dia.
Kontributor : Imam Rosidin