Rangkaian Hari Suci Galungan 2021, Penuh Makna dan Arti

Hakikat Galungan adalah perayaan menangnya dharma melawan adharma. Jadi, inti Galungan adalah menyatukan kekuatan rohani agar mendapat pikiran dan pendirian yang terang.

Pebriansyah Ariefana
Rabu, 10 November 2021 | 10:13 WIB
Rangkaian Hari Suci Galungan 2021, Penuh Makna dan Arti
Umat Hindu merayakan Hari Suci Galungan di tengah situasi aktifitas Gunung Agung pada level siaga di Pura Besakih, Karangasem, Bali, Rabu (1/11

SuaraBali.id - Hari Raya Galungan dimulai 10 November 2021 hari ini. Sehingga dengan resmi rangkaian Hari Suci Galungan 2021 dimulai.

Hari raya Galungan dirayakan oleh umat Hindu setiap 6 bulan Bali (210 hari) yaitu pada hari Budha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon wuku Dungulan) sebagai hari kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan).

Dikutip dari Pemkab Buleleng,  hakikat Galungan adalah perayaan menangnya dharma melawan adharma. Jadi, inti Galungan adalah menyatukan kekuatan rohani agar mendapat pikiran dan pendirian yang terang.

Bersatunya rohani dan pikiran yang terang inilah wujud dharma dalam diri. Sedangkan segala kekacauan pikiran itu (byaparaning idep) adalah wujud adharma.

Baca Juga:100 Twibbon Hari Raya Galungan, Lengkap dengan Link Download dan Ucapan

Dari konsepsi lontar Sunarigama inilah didapatkan kesimpulan bahwa hakikat Galungan adalah merayakan me-nangnya dharma melawan adharma.

Warga Gianyar Bali Bikin Penjor Galungan 7 Meter dari Tanaman Hias
Warga Gianyar Bali Bikin Penjor Galungan 7 Meter dari Tanaman Hias

Berikut Rangkaian Hari Raya Galungan:

Tumpek Wariga

Saniscara (Sabtu) Kliwon wuku Wariga disebut Tumpek Wariga, atau Tumpek Bubuh, atau Tumpek Pengatag, atau Tumpek Pengarah jatuh 25 hari sebelum Galungan. Pada hari Tumpek Wariga Ista Dewata yang dipuja adalah Sang Hyang Sangkara sebagai Dewa Kemakmuran dan Keselamatan Tumbuh-tumbuhan. Adapun tradisi masyarakat untuk merayakannya adalahh dengan menghaturkan banten (sesaji) yang berupa Bubuh (bubur) Sumsum yang berwarna seperti:

  1. Bubuh putih untuk umbi-umbian
  2. Bubuh bang untuk padang-padangan
  3. Bubuh gadang untuk bangsa pohon yang berkembangbiak secara generatif
  4. Bubuh kuning untuk bangsa pohon yang berkembangbiak secara vegetatif

Pada hari Tumpek Wariga ini semua pepohonan akan disirati tirta wangsuhpada/air suci yang dimohonkan di sebuah Pura/Merajan dan diberi banten berupa bubuh tadi disertai canang pesucian, sesayut tanem tuwuh dan diisi sasat. Setelah selesai kemudian pemilik pohon akan menggetok atau mengelus batang pohon sambil berucap sendiri (bermonolog):

Baca Juga:Rayakan Galungan, Umat Hindu di Bali Disarankan Tak Konsumsi Daging Babi Setengah Matang

“Dadong- Dadong I Pekak anak kija

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak