SuaraBali.id - Kuliner Cirebon menjadi salah satu yang paling dicari wisatawan yang berkunjung ke sana. Berikut ini SuaraBali akan mengulas tentang bekasem, kuliner Cirebon yang biasanya disajikan saat perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Bekasem biasanya dibuat dan diarak Keraton Kacirebonan, dan disajikan saat malam puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Bekasem sendiri merupakan olahan ikan laut yang biasa disajikan pada malam puncak perayaan Maulid Nabi. Bekasem adalah ikan laut yang diolah melalui proses fermentasi.
Bahannya sendiri adalah ikan-ikan segar yang terdiri dari kakap, tongkol, tenggiri, dan ikan laut berukuran besar.
Setelah dibersihkan dan dipotong kecil-kecil, ikan kemudian dicampur dengan garam dan gula merah yang sudah dihaluskan. Selanjutnya ikan-ikan itu dimasukkan ke dalam guci atau gentong untuk diawetkan kurang lebih selama satu bulan dan disimpan di dalam kamar jimat Keraton.
Baca Juga:Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW dengan 30 Link Twibbon Ini
"Bekasem ini nantinya akan disajikan sebagai salah satu lauk bersama nasi jimat di malam puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad. Meski akan digelar secara internal di dalam Keraton," kata Sultan Kacirebonan Pangeran Abdul Gani Natadiningrat.
Proses tersebut, lanjut Pangeran Abdul Gani, dimulai pada setiap tanggal 5 Safar. Karena menurutya, proses pembuatan bekasem ini membutuhkan waktu cukup lama, dan akan dibuka pada tanggal 12 Rabiul Awal yang merupakan malam puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad.
"Ikan bekasem ini akan disajikan dengan piring jimat dan dibawa ke Masjid Keraton. Tapi, bedanya tahun ini tidak diarak, hanya langsung dibawa ke Masjid untuk kegiatan adat internal Keraton saja," katanya.
Dijelaskan Pangeran Abdul Gani, dipilihnya ikan dalam tradisi bekasem ini karena Cirebon ini dikenal sebagai penghasil ikan laut. Terlebih lagi, dulu para wali tidak memakan daging, hanya makan buah sayur-sayuran, dan ikan laut.
"Maka dari itu, tradisi bekasem dengan menggunakan ikan laut ini, tetap pertahankan hingga sekarang, untuk menjaga warisan budaya Cirebon," katanya. (Ari Syahril Ramadhan)
Baca Juga:Libur Hari Besar Mundur, Pemerintah Melarang Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW?