Cerita Wartawan Bali Peliput PON Papua yang Positif Covid-19 Dan Karantina di KM Tidar

Kapal KM Tidar yang merapat di dermaga Pelabuhan Kota Jayapura tersebut dapat menampung sedikitnya 924 orang pasien yang terpapar COVID-19 selama berlangsungnya ajang PON XX.

Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 23 Oktober 2021 | 17:35 WIB
Cerita Wartawan Bali Peliput PON Papua yang Positif Covid-19 Dan Karantina di KM Tidar
Kapal Tidar jadi tempat isolasi terpusat bagi pasien COVID-19 selama PON XX di Papua.

SuaraBali.id - Ada banyak cerita yang terjadi selama penyelenggaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua pekan lalu. Tak hanya para atlet, namun seluruh peserta seperti tenaga Kesehatan (nakes) dan wartawan peliput yang punya cerita tentang pelaksaan event olahraga tersebut.

Cerita datang dari seorang wartawan Bali yang merasakan bagaimana suasana karantina di KM Tidar milik PT Pelni. Menurutnya perasaan ketakutan dan penuh kekhawatiran menyelimuti pikiran para peserta PON Papua ketika hasil tes Swab PCR dinyatakan positif.

Karena mereka pasti akan dievakuasi atau "diangkut" ke dalam Kapal Motor Tidar untuk mendapatkan penanganan medis.Bahkan kekhawatiran tersebut menjadi isak tangis ketika para medis menjemput mereka dengan ambulan khusus, untuk selanjutnya pasien menjalani isolasi terpusat (isoter) terpadu COVID-19 di KM Tidar milik PT Pelni yang siap menampung warga terpapar virus corona tersebut.

Kapal KM Tidar yang merapat di dermaga Pelabuhan Kota Jayapura tersebut dapat menampung sedikitnya 924 orang pasien yang terpapar COVID-19 selama berlangsungnya ajang PON XX.

Sebelumnya Kapal Tidar itu sejak tanggal 20 Agustus telah digunakan sebagai isolasi terpusat bagi warga Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura yang terpapar virus COVID-19 karena saat itu banyak warga yang tidak disiplin dalam melakukan isolasi mandiri di rumah.

Banyak warga yang sembuh setelah menjalani perawatan dan kemudian pelayanan dilanjutkan untuk menangani peserta PON XX yang terpapar COVID-19.

Seratusan Pasien

Seorang petugas medis, Devi mengatakan sejak berlangsungnya olahraga nasional empat tahunan ini, sudah melayani seratusan pasien  yang terpapar COVID-19 baik atlet, pelatih dan pendamping (ofisial) termasuk juga sejumlah wartawan.

Menurut Devi, bagi warga yang baru masuk karantina di Kapal Motor (KM) Tidar, pertama kali  masuk kapal tersebut pasti merasakan aneh, dan penuh perasaan cemas, karena ruangan di kelas ekonomi yang biasanya dipakai muatan penumpang, kali ini disulap menjadi ruang isoter dengan ratusan tempat tidur berjejer, tapi tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti jarak tempat tidur antara satu dengan yang lainnya.

Pemandangan KM Tidar yang merapat di dermaga Jayapura dari kejauhan seakan tidak ada aktivitas, layaknya seperti kapal-kapal penumpang lainnya. Namun kekhususan pada kapal tersebut adalah disulap menjadi ruang isoter terapung selama berlangsungnya PON yang pertama kali di "Bumi Cendrawasih" itu.

Kapal KM Tidar khusus didatangkan dari pangkalan Jakarta tersebut, memang dirancang untuk melayani pasien terpapar COVID-19. Dengan tujuan ajang  olahraga nasional itu tak sampai terganggu ketika ada peserta yang dinyatakan positif, karena kapal inilah nantinya yang akan menampung penderita COVID-19.

Di kapal tersebut juga sudah siaga melayani "penumpang COVID-19" dengan perlengkapan medis dan paramedis yang siaga 24 jam. Termasuk juga Tim Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 juga siaga di daratan untuk menjemput pasien tersebut dengan armada ambulan.

Dokter Devi menuturkan selama berlangsungnya PON, pasien yang masuk mencapai ratusan orang. Mereka sebagian yang terpapar adalah status orang tanpa gejala (OTG).

Perlakukan medis sebelum masuk ke dalam KM Tidar, pasien akan dicek terlebih dahulu tensi darahnya, suhu tubuh, dan kadar oksigen dengan alat oximeter. Setelah itu diberikan sejumlah tablet vitamin dan obat-obatan untuk meningkatkan daya tahan tubuh mereka supaya cepat sembuh.

Pasien yang masuk ke kapal Tidar ini ada yang sampai menjalani isolasi hingga 14 hari, karena ketika dilakukan tes Swab PCR hasilnya masih positif. Jika pasien seperti ini, maka tak diperbolehkan dulu turun kapal alias pulang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini