Cerita Rakyat Bali Danau Batur dan Sosok Kebo Iwa yang Besar, Pemarah, Namun Baik Hati

Selain itu sifat Kebo Iwa yang pemarah. Meskipun digambarkan sebagai seorang anak yang pemarah Kebo Iwa selalu membantu warga desa.

Pebriansyah Ariefana
Selasa, 19 Oktober 2021 | 06:25 WIB
Cerita Rakyat Bali Danau Batur dan Sosok Kebo Iwa yang Besar, Pemarah, Namun Baik Hati
Cerita rakyat Bali Danau Batur (Youtube Dongeng Kita/https://www.youtube.com/watch?v=GqRmiWAvhCc&t=15s)

“Padahal, di dalam tanah ini sebenarnya terdapat banyak air. Sangat meIimpah jumlahnya. Oleh karena itu kami meminta bantuanmu untuk membuatkan sumur yang sangat besar! Air dari sumur besar itu akan kami gunakan untuk mengairi sawah-sawah kami. Jika tanaman-tanaman kami cukup mendapat air, niscaya kegagalan panen dapat kami tanggulangi. Kami juga tidak lagi kesulitan untuk memberimu makanan. Berapa pun juga jumlah makanan yang engkau butuhkan, kami pasti sanggup untuk memenuhinya.”

Cerita rakyat Bali Danau Batur (Youtube Dongeng Kita/https://www.youtube.com/watch?v=GqRmiWAvhCc&t=15s)
Cerita rakyat Bali Danau Batur (Youtube Dongeng Kita/https://www.youtube.com/watch?v=GqRmiWAvhCc&t=15s)

Kebo Iwa sangat gembira mendengar rencana Kepala Desa. “Baiklah,” katanya. “Itu rencana yang sangat baik. Aku tentu saja bersedia membantu kalian:’

Kebo Iwa lantas mulai bekerja. Ia mendirikan beberapa rumah seperti yang dikehendaki Kepala Desa. Ia lantas menggali tanah di tempat yang ditentukan Kepala Desa. Tenaganya yang sangat sangat besar mulai tercipta. Sementara Kebo Iwa terus menggali, warga desa lantas mengumpulkan batu-batu kapur di dekat tempat Kebo Iwa sedang menggali tanah.

Mengetahui warga desa mengumpulkan batu kapur, Kebo Iwa merasa keheranan. “Untuk apa kalian mengumpulkan batu kapur sebanyak itu?” tanyanya. “Setelah engkau selesai membuat sumur besar, kami akan membangunkan rumah untukmu. Rumah yang besar lagi sangat indah.” jawab Kepala Desa. “Rumah untukmu yang sangat besar itu tentu membutuhkan batu kapur yang sangat banyak, bukan?”

Baca Juga:Aturan Baru PPKM: Kapasitas Bioskop Jadi 70 Persen, Anak Boleh Ikut Masuk

Kebo Iwa sangat gembira mendengar jawaban Kepala Desa. Ia makin bersemangat menggali tanah. Berhari-hari ia bekerja keras. Semakin bergulirnya waktu semakin besar lagi dalam sumur yang dibuat Kebo Iwa.

Air mulai memancar keluar hingga terciptalah sebuah kolam besar. Namun, Kepala Desa terus saja memintanya menggali tanah. Kebo Iwa menurut karena terus dijanjikan akan mendapatkan makanan yang sangat banyak dan juga dibuatkan rumah yang sangat besar. Lubang di tanah kian membesar lagi semakin dalam. Air yang memancar keluar juga semakin banyak.

Kebo Iwa terus bekerja hingga ia kelelahan dan juga kelaparan. Ia meminta waktu untuk beristirahat. “Mana makanan untukku?” teriak Kebo Iwa kemudian.

Warga desa berdatangan membawa makanan untuk Kebo Iwa. Kebo Iwa sangat gembira mendapati makanan dalam jumlah yang sangat banyak itu. Ia makan dengan amat lahap. la terus makan hingga perutnya kekenyangan. Setelah perutnya kekenyangan, Kebo Iwa mengantuk. Sebentar kemudian ia telah tertidur dengan mendengkur. Suara dengkurannya sangat keras.

Setelah mendapati Kebo Iwa telah tertidur, Kepala Desa lantas memerintahkan segenap warga untuk melemparkan batu kapur ke dalam lubang galian yang dibuat Kebo Iwa. Beramai- ramai warga memasukkan batu-batu kapur, sama sekali tanpa disadari Kebo Iwa yang masih terlelap dalam tidurnya.

Baca Juga:Pelaku Usaha Bikin Program Ramaikan Pariwisata Bali

Air semakin banyak memancar dari dalam tanah dan batu kapur pun semakin banyak dimasukkan warga ke dalam lubang galian. Akibatnya hidung Kebo Iwa menjadi tersumbat. Kebo Iwa tersedak dan terbangun. Namun, terlambat baginya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak