Pelaku Bom Bali Sempat Minta Izin Demonstrasi Membuat Ledakan di Polda Metro Jaya

Menurut Hermawan, demi membuktikan kemampuannya membuat bom, Ali Imron pernah meminta izin meledakkan bom di rumah mantan politisi Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais.

Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 15 Oktober 2021 | 12:56 WIB
Pelaku Bom Bali Sempat Minta Izin Demonstrasi Membuat Ledakan di Polda Metro Jaya
Warga berdoa saat peringatan 19 tahun tragedi bom Bali di Monumen Bom Bali, Badung, Bali, Selasa (12/10/2021). [ANTARA FOTO/Fikri Yusuf]

SuaraBali.id - Cerita soal pelaku Bom Bali I, Ali Imron dikisahkan kembali oleh peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Profesor Hermawan Sulistyo.

Menurut Hermawan, demi membuktikan kemampuannya membuat bom, Ali Imron pernah meminta izin melakukan demonstrasi membuat bom di Polda Metro Jaya hingga meledakkan bom di rumah mantan politisi Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais.

Saat bertemu, Ali bertanya apakah masih terdapat orang yang tidak percaya bahwa kelompoknya bisa membuat bom.

“Waktu saya wawancarai pertama kali itu, Ali Imron bilang, Pak apa masih ada orang-orang yang tidak percaya kami yang bikin, kami yang ngebom?” ujar Hermawan dikutip dari Terkini.id--jaringan Suara.com, Jumat (15/10/2021).

Hermawan pun menjawab bahwa masih banyak orang yang tidak percaya.

Alasannya, Ali Imron berasal dari Tenggulun, sebuah desa kecil dan miskin di wilayah Lamongan.

“Ya mana orang percaya kamu orang Tenggulun, Desa di Lamongan, desa miskin di Lamongan, mana punya kemampuan,” kata Hermawan.

Mendengar itu, Ali Imron pun lantas meminta agar ia diizinkan melakukan demonstrasi membuat bom dan diledakkan di halaman Polda Metro Jaya.

Bahkan, jika belum cukup membuat orang percaya, Ali Imron akan meledakkan bom di rumah bekas Ketua MPR RI Amien Rais.

“Kalau masih kurang bapak kasih tahu alamat rumahnya Amien Rais saya mau ledakkan di rumahnya boleh enggak? Supaya orang percaya. Ini omongannya Ali Imron,” tutur Hermawan.

Diketahui, aksi teror Bom Bali 1 menewaskan 202 orang dan menyebabkan lebih dari 300 orang luka-luka. Saat itu, bom yang diguakan bobotnya sekitar 1 ton.

Teror itu didalangi oleh anggota Jemaah Islamiyah (JI) yang pernah mendapatkan pendidikan militer di Afghanistan pada kurun 1985-1989. Mereka antara lain, Dulmatin, Amrozi, Ali Imron, Imam Samudera, dan lainnya.

Saat penyidikan berlangsung, Amien Rais meragukan Amrozi dkk bisa membuat bom dengan daya ledak seperti bom nuklir mini. Padahal, kata Amien pendidikan Amrozi hanya sampai setingkat SMA.

“Pertanyaannya sekarang apakah Amrozi dengan pendidikan hanya setingkat Aliyah (SMU) bisa secerdas itu membuat bom berdaya ledak hebat yang menimbulkan korban manusia yang hanya bisa ditandingi oleh peristiwa runtuhnya menara kembar WTC tanggal 11 September tahun lalu,” ucap Amien Rais, November 2003 silam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak