Kuliner Murah di Jembrana Bali, Harga Kue Mulai Seribuan, Ada Nasi Plecing Melayu

Salah satu lokasi kuliner legendaris di Jembrana adalah Warung Kuliner yang menyajikan beraneka ragam dari jajanan kampung hingga aneka makanan seperti nasi plecing

Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 15 Oktober 2021 | 11:22 WIB
Kuliner Murah di Jembrana Bali, Harga Kue Mulai Seribuan, Ada Nasi Plecing Melayu
Kuliner Murah di Jembrana Bali, Harga Kue Mulai Seribuan, Ada Nasi Plecing Melayu

SuaraBali.id - Bicara soal Jembrana, Bali mungkin juga tak ada habisnya bila yang dicari adalah kuliner khas daerah setempat. Ada banyak kuliner yang bisa dirasakan di salah satu kabupaten di dekat perbatasan Bali -Jawa Timur ini.

Salah satu lokasi kuliner legendaris di Jembrana adalah Warung Kuliner yang menyajikan beraneka ragam dari jajanan kampung hingga aneka makanan seperti nasi plecing khas Melayu. Warung ini berdiri sejak 41 tahun lalu tepatnya tahun 1980 usaha kuliner turun temurun.  

 Muanisa (35) selaku pemilik yang berasal di Lingkungan Loloan Timur Kelurahan Loloan Timur, Jembrana, Bali menjelaskan, usaha ini dilakukan dengan model bisnis 1 keluarga sesuai dengan keahlian masing-masing. Ada yang pandai memasak kuliner makanan dan ada yang suka memasak aneka jajanan kampung.

"Aneka jajanan kampung, bubur kuweg, bubur sumsum, bubur riri, bubur sagu dan jaje apem serta jaje Buati. Untuk jenis makanan dari nasi tempong, nasi plecing ayam, gado-gado dan ada juga lontong sayur serta lontong mie," ungkapnya.

Ia juga menceritakan, aneka kue dijual dengan harga murah meriah dengan julukan harga kampung dari Rp1.000 sampai Rp.7.000 dikerjakan dari jam 8 pagi sampai jam 8 malam. Sedangkan untuk aneka makanan dari harga Rp10.000 sampai Rp.15.000.

Semua dikerjakan saling bahu membahu dan rukun bersama keluarga.

"Omzet penjualan dalam satu hari untuk makanan Rp3 juta sedangkan jaje (jajanan) Rp.2 juta, hasil itu juga dipakai modal usaha kembali. Usaha ini juga memperdayakan masyarakat sekitar dengan upah harian Rp.50.000 per hari dengan jumlah karyawan 5 orang," jelasnya.

Muanisa mengaku kesulitan yang saat ini dialami adalah modal yang hanya berjibaku dengan keluarga. Apalagi di masa Pandemi sangat terdampak, tapi dengan modal nekat tetap mempertahankan tradisi panganan kuliner ini.

"Jangan takut dalam berbisnis kuliner atau apapun bentuknya asal ada niat tentu hasil keringat kita pasti akan ada hasilnya," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini