SuaraBali.id - Terdakwa Robi Hafid Hindawan selaku pembuat surat keterangan palsu dituntut pidana penjara selama dua (2) tahun dan dua orang terdakwa penggunanya dituntut lebih ringan. Demikian dikutip dari Beritabali.com, jaringan SuaraBali.id.
Menurut Kasipidum Kejari Jembrana Delfi Trimariono, tiga terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan telah melakukan tindak pidana pemalsuan surat keterangan rapid test Negara, Kamis (02/09/2021) sore.
Delfi Trimariono menambahkan, terdakwa yang berperan sebagai pembuat rapid tes palsu yaitu Robi Hafid Hindawan dinyatakan bersalah melanggar pasal 268 ayat 1 KUHP sehingga dituntut pidana penjara selama dua tahun.
"Terdakwa melalui kuasa hukumnya masih melakukan upaya pembelaan atau pledoi," jelasnya.
Baca Juga:Palsukan Sertifikat Vaksin, Pembobol PeduliLindungi Akhirnya Ditangkap
Dan dua terdakwa lainnya Adi Sujarwo dan Khoirul Anam, dijerat dengan pasal 268 ayat 2 KUHP dengan tuntutan pidana penjara selama 1 tahun 6 bulan.
"Dua terdakwa ini, dituntut lebih ringan karena sebagai pengguna rapid test palsu sebagai syarat pelaku perjalanan di Pelabuhan Gilimanuk," imbuhnya.
Sebelumnya ketiga terdakwa berhasil ditangkap lantaran Kasus pemalsuan surat keterangan rapid test pada Mei oleh Polres Jembrana. Saat itu, petugas mencurigai bahwa surat keterangan palsu karena tanggal pada stempel bagian bawah surat sama.