NTT Diguncang Gempa Bumi 160 Kali Selama Agustus 2021, Makin Sering

Intensitas peningkatan gempa bumi di wilayah Nusa Tenggara Timur pada Agustus 2021 yang mencapai 160 kejadian dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Pebriansyah Ariefana
Rabu, 01 September 2021 | 12:37 WIB
NTT Diguncang Gempa Bumi 160 Kali Selama Agustus 2021, Makin Sering
Ilustrasi gempa bumi. [Antara]

SuaraBali.id - Nusa Tenggara Timur atau NTT diguncang gempa 160 kali sepanjang Agustus 2021. Hal itu dicatat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kupang.

Intensitas peningkatan gempa bumi di wilayah Nusa Tenggara Timur pada Agustus 2021 yang mencapai 160 kejadian dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

"Kejadian gempa pada Agustus ini meningkat dibandingkan dengan Juli 2021 berjumlah 142 kejadian dengan dua kejadian gempa yang dirasakan masyarakat," kata Kepala Stasiun Geofisika Kupang BMKG Margiono di Kupang, Rabu (1/9/2021).

Dari 160 gempa sepanjang Agustus, terdapat tujuh kejadian gempa yang dirasakan di wilayah NTT dan sekitarnya.

Baca Juga:Kabur dari Rumah Sakit Jiwa, Petani Ini Ditemukan Tewas Gantung Diri

Gempa ini dominasi berkekuatan kecil dengan maginitudo 4,0 ke bawah 143 kejadian, selain itu yang berkedalaman dangkal lebih kecil 60 kilometer sebanyak 111 kejadian.

Ia menyebut dominasi gempa bumi terjadi di wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya, Pulau Sumba yang hingga 18 persen.

Pihaknya mencatat sejak Januari 2021, gempa bumi tertinggi terjadi pada dua hari, yakni 11 dan 28 Maret 2021, masing-masing 12 kejadian.

Margiono mengatakan dengan intensitas gempa bumi yang meningkat ini maka masyarakat NTT perlu tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai potensi dampak yang muncul.

Masyarakat juga diminta selalu memantau informasi gempa bumi dan tsunami dari BMKG sebagai sumber tepercaya.

Baca Juga:Viral Gubernur dan Pejabat NTT Gelar Pesta di Tengah PPKM Level 4, Publik Geram

"Jangan mudah mempercayai informasi bohong yang beredar terutama di media sosial dari sumber yang tidak bertanggung jawab namun mencari kebenaran informasinya lewat berbagai kanal yang disediakan BMKG," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak