Tari gambuh diduga muncul sekitar abad ke-15 yang lakonnya bersumber dari cerita Panji. Pementasannya dilakukan sehubung dengan acara acara besar seperti perkawinan anak bangsawan, upcara plebon atau ngaben, dan lain sebagainya. Tari Gambuh diiringi dengan gamelan Pagambuhan yang berlaras Pelog saih pitu.
3. Tarian Balih-balihan
Tari Legong
Pada masa kerajaan, tarian ini hanya dipentaskan di keraton. pada masa kerajaan seorang raja bernama Sukawati menyatakan tarian ini merupakan perwujudan rasa syukur masyarakat Bali terhadap para leluhur terhadp pulau indah yang mereka huni. Penari Legong menggunakan properti kipas untuk menari, gerakan tarian legong adalah peniruan alam yang dibuat amat astrak dengan gerakannya yang gemulai.
Baca Juga:Asal Usul Upacara Ngaben Bali, Tujuan, Hingga Jenis-jenisnya
Tarian ini muncul pada tahun 1825 yaitu zaman pemerintahan I Dewa Agung Sakti di Puti Klungkung, yang bersumber dari cerita-cerita Panji hanya kadangkala mengambil lakon dari ceita lain seperti Jayaprana, Pakang Raras, dan lain sebagainya.
Pertunjukkan seni yang setiap pementassan gerak atau peralihan pemainnya diiringi oleh gong kebyar. Drama gong hanya ditampilkan sebagai media hiburan tanpa mengandung motif spiritual.
Baca Juga:5 Alasan Mengapa Work from Bali Bisa Jadi Pilihan untuk Bekerja Daring
Tarian ini diperankan oleh dua orang dengan mengenakan kostum dan bertopeng hewan. Barong dalam kepercayaan Hindu merupakan simbol kebaikkan, dalam tarian ini tersirat makna perseteruan barong melawan rangda, dimana rangda merupakan simbol kejahatan.