Kumpulan Fakta dan Foto-foto Gerhana Bulan Total Kemarin Malam, Buat yang Kelewatan

Fenomena gerhana bulan total yang tampak dengan warna merah darah yang terjadi ratusan tahun sekali ini memiliki fakta menarik.

Pebriansyah Ariefana
Kamis, 27 Mei 2021 | 07:05 WIB
Kumpulan Fakta dan Foto-foto Gerhana Bulan Total Kemarin Malam, Buat yang Kelewatan
Penampakan gerhana bulan total hasil amatan ITERA. [Dok ITERA]

SuaraBali.id - Gerhana bulan total sudah lewat, Rabu (26/5/2021) malam kemarin. Rugi jika tidak melihat gerhana bulan secara langsung atau pun lewat live streaming gerhana bulan total.

Fenomena gerhana bulan total yang tampak dengan warna merah darah yang terjadi ratusan tahun sekali ini memiliki fakta menarik.

Sedikitnya ada 5 fakta menarik untuk Anda yang tidak melihat gerhana bulan total. Super Blood Moon bisa disaksikan di banyak belahan dunia termasuk Indonesia.

Berikut merupakan fakta-fakta gerhana bulan total:

Baca Juga:BMKG Banyuwangi Imbau Warga Pesisir Waspada Dampak Gerhana Bulan Total

1. Penyebab Bulan Berwarna Merah

Gerhana bulan total super blood moon teramati dari Manado, Sulawesi Utara, Rabu (26/5/2021). [Antara/Adwit B Pramono]
Gerhana bulan total super blood moon teramati dari Manado, Sulawesi Utara, Rabu (26/5/2021). [Antara/Adwit B Pramono]

Gerhana bulan terjadi ketika Bumi berada di antara matahari dan bulan. Pada gerhana malam ini, bulan akan benar-benar terhalang dari matahari oleh sebagian besar Bumi.

Selama proses gerhana, sinar matahari akan disaring oleh atmosfer Bumi kecuali sinar yang memiliki panjang gelombangnya lebih besar dan lebih merah. Sinar inilah yang akan diteruskan ke Bulan.

Alhasil bulan akan terlihat berwarna merah tua selama gerhana total.

2. Gerhana bulan total hanya terjadi 195 tahun sekali

Baca Juga:Salat Gerhana di Masjid Agung Al-Barkah Bekasi

Fase gerhana bulan sebagian terlihat dari kawasan Komplek Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (26/5/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Fase gerhana bulan sebagian terlihat dari kawasan Komplek Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (26/5/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Gerhana bulan total ini hanya terjadi 195 tahun sekali. Fenomena Super Blood Moon tahun ini juga terasa spesial karena bertepatan dengan Hari Raya Waisak, yang merupakan hari suci umat Buddha.

Berdasarkan catatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), gerhana bulan total memang beberapa kali beriringan dengan Hari Raya Waisak. Ini terjadi dalam seabad terakhir, yakni pada 24 Mei 1990, 14 Mei 1938, 14 Mei 1957, 25 Mei 1975, dan 16 Mei 2003.

“Fenomena serupa akan kembali terjadi pada 26 Mei 2040, 7 Mei 2050, 6 Mei 2069, 17 Mei 2087, dan 29 Mei 2106,” kata Lapan seperti dikutip melalui situsnya.

3. Asal Mula Dijuluki Supermoon

Fase gerhana bulan sebagian terlihat dari kawasan Bendungan Hilir, Jakarta, Rabu (26/5/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Fase gerhana bulan sebagian terlihat dari kawasan Bendungan Hilir, Jakarta, Rabu (26/5/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Mengutip Antara, orbit bulan bukanlah lingkaran sempurna di sekitar bumi, melainkan elips. Jadi pada waktu tertentu, bulan bisa berada di titik paling dekat dan terjauh dari Bumi.

Gerhana bulan kali terjadi saat bulan berada di titik paling dekat dengan Bumi. Karenanya ia akan terlihat tujuh persen lebih besar dan lebih terang dari biasanya sehingga dijuluki Supermoon.

4. Aman Ditonton Dengan Mata Telanjang

Warga menyaksikan fase gerhana bulan sebagian dari kawasan Petamburan, Jakarta, Rabu (26/5/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Warga menyaksikan fase gerhana bulan sebagian dari kawasan Petamburan, Jakarta, Rabu (26/5/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut fenomena Super Blood Moon aman disaksikan dengan mata telanjang. Menurut BMKG, publik tidak perlu menggunakan alat khusus untuk menyaksikan fenomena langka ini.

5. Gerhana bulan total Bisa Picu Banjir Pesisir

Fase gerhana bulan sebagian terlihat dari kawasan Petamburan, Jakarta, Rabu (26/5/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Fase gerhana bulan sebagian terlihat dari kawasan Petamburan, Jakarta, Rabu (26/5/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

BMKG mengimbau warga pesisir untuk mewaspadai potensi banjir ROB atau banjir pesisir yang terjadi mulai 26-31 Mei 2021.

Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo menyebut, angin yang berhembus konsisten dengan kecepatan cukup tinggi hingga 46 km/jam di beberapa perairan Indonesia, mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini