MUI Bongkar Vaksin AstraZeneca Dibuat dari Jaringan Ginjal Bayi Manusia

Jaringan ginjal bayi manusia ini berusia puluhan tahun.

Pebriansyah Ariefana
Senin, 05 April 2021 | 14:39 WIB
MUI Bongkar Vaksin AstraZeneca Dibuat dari Jaringan Ginjal Bayi Manusia
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperlihatkan vaksin COVID-19 Astrazeneca saat vaksinasi kepada kyai Nahdlatul Ulama (NU) di Kantor PWNU Jatim di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (23/3/2021). ANTARA FOTO/Moch Asim

SuaraBali.id - Majelis Ulama Indonesia atau MUI menyatakan Vaksin AstraZeneca dibuat dari ginjal bayi. Tepatnya jaringan ginjal bayi yang berusia puluhan tahun.

Hal itu dikatakan salah seorang auditor di Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), Ainul Yaqin.

Jaringan ginjal bayi manusia ini berusia puluhan tahun. Penyiapan inang virus dimulai dari sel inang yang digunakan berasal dari sel diploid manusia dengan kode HEK 293 (Human Epithelial Kidney Cells) yang didapat dari jaringan ginjal bayi manusia puluhan tahun lalu.

Sel tersebut ditumbuhkan pada media Fetal Bovine Serum dengan diberi suplemen asam amino, sumber karbon, bahan tambahan lain dan antibiotik," ujarnya.

Baca Juga:7 Warga Inggris Meninggal karena Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca

"Pada tahap ini ada penggunaan enzim tripsin yang diperoleh dari pankreas babi yang digunakan untuk memisahkan atau melepaskan sel dari platenya. Sel ini dijual oleh Thermo Fisher dengan merk T-Rex-293," sambung Ainul Yaqin, Senin (5/4/2021).

Sel HEK 293 yang diperoleh dari Thermo Fisher dilakukan perbanyakan di CBF, Oxford UK sesuai kebutuhan.

Vaksin COVID-19 AstraZeneca mengandung babi
Vaksin COVID-19 AstraZeneca mengandung babi

Sel dilepaskan dari pelat menggunakan enzim TrypLETMSelect.

"Kemudian dilakukan proses pencucian, sentrifugal dan penambahan medium DMEM, dan diinkubasi. Proses ini dilakukan berulang sampai memperoleh jumlah sel yang diinginkan," ujarnya.

"Enzim TryPLEselect yang digunakan adalah enzim yang dibuat dari rekayasa genetika menggunakan jamur yang dibuat secara rekombinan. Sel yang telah diperbanyak ini kemudian disimpan sebagai bank sel master," papar dia lebih lengkap.

Baca Juga:Mei, Terbuka Kemungkinan Sleman Pakai Vaksin Astrazeneca

Masih menurut Ainul Yaqin, penyiapan bibit vaksin rekombinan (Research Virus Seed) hingga siap digunakan untuk produksi (tahap master seed dan working seed) dimulai dari Genom Adenovirus ChAdOx1 yang dimodifikasi dengan membuang gen E1 dan E3 dirangkai dengan materi genetik protein spike Sars-Cov-2.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini